Ilmuwan Afrika Selatan Temukan Dua Keturunan Baru Varian Omicron, WHO: Tidak Ada Alasan untuk Khawatir
Ilustrasi. (Wikimedia Common/Mos.ru/Пресс-служба Мэра и Правительства Москвы, Максим Мишин)

Bagikan:

JAKARTA - Ilmuwan Afrika Selatan menemukan dua subvarian Omicron COVID-19 baru yang ditemukan dalam sampel dari sejumlah negara, dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut tidak perlu khawatir.

Ilmuwan Afrika Selatan telah menemukan dua subgaris keturunan baru dari varian virus corona Omicron, kata Tulio de Oliveira, yang menjalankan lembaga pengurutan gen di negara tersebut.

Garis keturunan telah diberi nama BA.4 dan BA.5. Menurut de Oliveira, garis keturunan baru ini tidak menyebabkan lonjakan infeksi di Afrika Selatan dan telah ditemukan dalam sampel dari sejumlah negara.

"Mengingat infeksi, rawat inap, dan kematian yang sangat rendah di Afrika Selatan, kami waspada tentang evolusi yang berkelanjutan tetapi tidak khawatir," terang de Oliveira, melansir The National News 13 April.

"Semua ilmu laboratorium tentang netralisasi virus dan vaksin sudah berjalan dan kami memperkuat pengawasan genomik," tandasnya.

Diketahui, Afrika Selatan dan Botswana adalah yang pertama menemukan varian Omicron November tahun lalu. Dan, Afrika Selatan adalah negara pertama yang terkena gelombang infeksi yang disebabkan oleh strain tersebut.

Tetapi, jumlah kematian dan orang yang membutuhkan perawatan di rumah sakit hanyalah sebagian kecil dari yang disebabkan oleh varian Delta, bahkan ketika kasus harian mencapai rekor tertinggi pada Bulan Desember.

Sublineage baru ini juga telah ditemukan dalam sampel dari Botswana, Belgia, Jerman, Denmark dan Inggris, kata de Oliveira.

Terpisah, sejauh ini, empat sampel yang mengandung sublineage telah diidentifikasi di Botswana dan 23 di Afrika Selatan, kata Organisasi Kesehatan Dunia dalam sebuah pernyataan.

"Tidak ada alasan untuk khawatir," ungkap Matshidiso Moeti, direktur regional WHO untuk Afrika.

"Kami bekerja dengan para ilmuwan di Botswana dan Afrika Selatan untuk mendapatkan pengetahuan perilaku yang lengkap tentang sub-garis keturunan ini," terangnya.

Diketahui, kedua garis keturunan baru ini memiliki mutasi serupa pada protein lonjakan mereka, bagian dari virus yang membantu virus menempel pada sel manusia, ke subgaris keturunan BA.2, yang tampaknya lebih menular daripada galur Omicron asli.

Kedua sublineage berbeda satu sama lain dalam hal mutasi asam amino di luar protein spike, sebut Moeti.