Bagikan:

JAKARTA - Tonga yang belum lama ini dilanda erupsi gunung bawah laut dan tsunami, mengumumkan dua pekeja dermaga telah terjangkit COVID-19, mendorong negara yang sebelumnya bebas virus itu untuk dikunci pada Hari Rabu.

Sementara, pihak otoritas menyebut para pekerja pelabuhan yang positif COVID-19, bukan yang bekerja di dermaga yang digunakan oleh angkatan laut negara sahabat untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan.

Ada kekhawatiran masuknya kapal dan pesawat internasional yang mengirimkan air, tempat berlindung dan makanan yang sangat dibutuhkan, setelah letusan gunung berapi yang menghancurkan, telah meningkatkan risiko wabah pandemi di negara Pasifik yang terisolasi itu.

Sebelum dua kasus konfirmasi positif pekerja pelabuhan yang diumumkan, Tonga hanya mencatat satu kasus COVID-19 sejak pandemi dimulai.

Untuk diketahui, kapal angkatan laut Australia, HMAS Adelaide, diketahui memiliki 23 kasus COVID di kapal ketika berlabuh di dermaga Vuna minggu lalu dan menurunkan 250 palet bantuan ke zona karantina.

Wakil kepala misi Tonga di Australia, Curtis Tu'ihalaningie, mengatakan kepada Reuters, dua kasus terdeteksi di dermaga yang berbeda dan "bukan yang digunakan HMAS Adelaide".

"Pelabuhan yang memiliki kasus infeksi tersebut itu berbeda dengan dermaga yang digunakan untuk kargo komersial," ungkapnya, mengutip Reuters 2 Februari.

Pengiriman bantuan tidak akan berubah akibat kasus COVID-19, katanya, menambahkan, "para pekerja garis depan harus lebih berhati-hati".

Sementara itu, Kepala Operasi Gabungan Angkatan Pertahanan Australia Greg Bilton mengatakan, kasus ini diduga bukan bersumber dari HMAS Adelaid, dengan sampel dari dua pekerja dermaga akan dikirim ke Australia, untuk pengujian guna memverifikasi asal virus corona.

"Saya rasa tidak ada hubungannya, tidak ada bukti tentang itu," katanya kepada Sky News.

Adapun stasiun radio Tonga BroadcomFM melaporkan pada Hari Rabu tiga kasus lain telah terdeteksi dalam sebuah keluarga, sehingga jumlah kasus infeksi COVID-19 menjadi lima.

Orang-orang Tonga mengantri di toko-toko dan bank pada Hari Rabu menjelang penguncian mulai pukul 6 sore waktu setempat, ketika pihak berwenang berusaha untuk menghentikan penyebaran COVID.

Sementara itu, otoritas kesehatan memberikan suntikan booster ke publik pada Hari Rabu, dengan lebih banyak dosis booster vaksin tiba dari Australia dan Selandia Baru. Sekitar 83 persen dari populasi yang memenuhi syarat telah menerima dua dosis vaksin.

Selain HMAS Adelaide, tiga kapal angkatan laut Selandia Baru dan satu Inggris, dan dua kapal penangkap ikan China dari Fiji telah datang ke pelabuhan dan menurunkan palet bantuan. Kapal angkatan laut Prancis, Jepang dan Cina juga sedang dalam perjalanan membawa bantuan.

Untuk diketahui, Pemerintah Tonga telah mendesak pengiriman bantuan tanpa kontak, dan semua palet yang diturunkan dari pesawat atau kapal diisolasi selama 72 jam sebelum didistribusikan oleh layanan darurat setempat.

Pada konferensi pers pada Hari Selasa, pihak berwenang Tonga mengatakan dua pekerja di dermaga Queen Salote yang dites positif telah divaksinasi, dan tidak diketahui apakah mereka memiliki varian Omicron.