JAKARTA - Uni Eropa akan memukul Rusia dengan 'sanksi ekonomi dan keuangan besar-besaran' jika menyerang Ukraina, kepala blok itu memperingatkan dengan tegas pada Hari Kamis.
Dalam pidato menjelang pembicaraan krisis antara Barat dan Moskow, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berjanji, Uni Eropa tidak akan tinggal diam dan membiarkan Kiev menggunakan perangkatnya sendiri untuk melawan agresi Rusia yang meningkat.
Dia mengatakan, Brussels sepenuhnya siap untuk menanggapi setiap serangan baru yang dilakukan oleh Rusia terhadap bekas tetangga Uni Sovietnya.
Von de Leyen mengatakan, blok yang terdiri 27 negara menyaksikan upaya Rusia untuk membagi dan mengiris Benua Eropa menjadi beberapa bagian berdasarkan pengaruh.
Secara efektif, dia memberi tahu Presiden Rusia Vladimir Putin akan ancaman 'sanksi ekonomi dan keuangan besar-besaran', jika dia terus maju dengan invasi ke Ukraina.
"Komunitas transatlantik berdiri teguh dalam hal ini. Kami tidak menerima upaya Rusia untuk membagi Eropa menjadi wilayah pengaruh," sebutnya mengutip The National News 20 Januari.
"Jika serangan terjadi, kami siap," tegas Von der Leyen menggaris bawahi kesiapan Uni Eropa.
Pernyataan Von der Leyen datang ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, mengumpulkan sekutu pada Hari Kamis saat ia bersiap untuk pembicaraan krisis terakhir dengan menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov.
Selain itu, pernyataan Von der Leyen datang sehari setelah Lithuania, anggota Uni Eropa, mengatakan kehadiran tentara Rusia di Belarusia menimbulkan "ancaman langsung" ke negara Baltik.
BACA JUGA:
Terpisah, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyarankan Uni Eropa harus membuat rencananya sendiri, terkait 'keamanan dan stabilitas' dengan Rusia, dalam seruan yang berisiko merusak solidaritas barat.
Dalam pidatonya di Parlemen Eropa, Presiden Macron mengatakan 27 negara anggota blok itu harus bersatu untuk 'melakukan dialog mereka sendiri' dengan Moskow daripada mendukung upaya diplomatik oleh AS dan NATO.
"Kita harus membangun sebagai orang Eropa yang bekerja dengan orang Eropa lainnya dan dengan NATO, dan kemudian mengusulkannya untuk negosiasi dengan Rusia," sebutnya Hari Rabu.
"Adalah baik bahwa Eropa dan Amerika Serikat berkoordinasi, tetapi perlu bagi Eropa untuk melakukan dialog mereka sendiri," tandasnya.