Kasus Infeksi COVID-19 di UEA Meningkat Selama Januari, Abu Dhabi Terapkan Aturan Dosis <i>Booster</i> dan PCR 96 Jam
Ilustrasi vaksinasi COVID-19. (Wikimedia Commons/WHO/Blink Media/Nana Kofi Acquah)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Abu Dhabi menerapkan ketentuan terkait dosis booster vaksin COVID-19 dan tes PCR, seiring dengan lonjakan kasus infeksi COVID1-9 di Uni Emirat Arab (UEA) selama Januari.

UEA mencatat 2.902 kasus Covid-19 baru pada Hari Rabu, seiring dengan pengujian harian mencapai 500.000 untuk pertama kalinya. Dua orang lagi meninggal setelah tertular virus corona, menjadikan jumlah kematian tercatat sebanyak 2.200.

Dengan 1.285 orang lainnya mengalahkan virus ketika total pemulihan naik menjadi 763.664 dan jumlah kasus aktif mencapai 48.067, UEA telah melaporkan 813.931 infeksi COVID-19-19 sejak mengkonfirmasi kasus pertamanya pada Januari 2020.

Infeksi harian terbaru terdeteksi sebagai hasil dari rekor 518.300 tes PCR. Lebih dari 119 juta tes telah dilakukan hingga saat ini sebagai bagian dari strategi penyaringan intensif yang bertujuan membatasi penyebaran virus.

Mulai 26 Desember, pegawai pemerintah Abu Dhabi diarahkan untuk melakukan tes PCR mingguan untuk menyaring COVID-19. Pegawai pemerintah federal dan departemen semi-pemerintah telah ditawari tes PCR gratis di ibu kota. Bisnis swasta lainnya juga telah meminta karyawan untuk dites sebelum kembali ke tempat kerja. Guru dan murid sekolah yang kembali di UEA sejak itu diminta untuk memberikan tes negatif di beberapa sekolah.

Diketahui, tingkat infeksi virus corona UEA tetap di atas 2.500 setiap hari tahun ini, setelah turun di bawah 50 pada awal Desember. Pihak berwenang telah meminta masyarakat untuk terus mematuhi langkah-langkah keamanan COVID-19 dan menerima suntikan vaksin COVID-19 jika memenuhi syarat.

tes covid-19
Ilustrasi. (Wikimedia Commons/dronepicr)

Kantor Media Abu Dhabi mendesak masyarakat untuk tetap waspada menyusul lonjakan jumlah kasus yang dipicu oleh munculnya varian Omicron.

"Jumlah kasus positif COVID-19 telah meningkat selama Januari, setelah berbulan-bulan tingkat infeksi yang rendah. Kami mendesak masyarakat untuk bertindak secara bertanggung jawab dan melindungi kesehatan masyarakat dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan," tulis Kantor Media di Twitter, dikutip dari The National News 20 Januari.

Lebih dari 23 juta dosis vaksin Covid-19 telah diberikan hingga saat ini, dengan sekitar 93 persen masyarakat sekarang telah divaksinasi penuh.

Selain itu, di tengah lonjakan kasus infeksi COVID-19, Abu Dhabi juga memberlakukan aturan suntikan booster COVID-19 atau PCR 96 jam untuk dapat memasuki emirat, memantau status aplikasi Al Hosn.

Mereka yang belum memiliki booster diharuskan untuk kelaur dan melakukan tes PCR di luar Dubai, untuk mendapatkan Status Hijau di Al Hosn dan masuk ke ibukota.

Aturan, yang mulai berlaku pada awal minggu, berlaku untuk mereka yang hanya memiliki dua dosis vaksin COVID-19 seperti Pfizer-BioNTech. Orang yang tidak divaksinasi dapat memasuki ibukota, tapi memerlukan tes PCR negatif, yang akan mengubah Al Hosn menjadi hijau hanya selama tiga hari. Untuk masuk Abu Dhabi, harus memiliki Green Pass atau hasil tes PCR negatif yang valid kurang dari 96 jam.

"Untuk mendapatkan Green Pass, individu harus divaksinasi sepenuhnya, termasuk dosis booster setelah enam bulan berlalu sejak dosis kedua Anda, dan memiliki tes PCR negatif setiap 14 hari. Mohon diperhatikan, Green Pass diperlukan untuk memasuki tempat-tempat umum di Abu Dhabi," bunyi pernyataan di aplikasi Al Hosn.

Untuk diketahui, saat ini tidak ada seorang pun di UEA yang diizinkan memiliki lebih dari empat suntikan vaksin COVID-19.