Berkali-kali Dengar Teriakan Minta Tolong, Saksi Pembunuhan Rentenir Terkejut Tetangganya dalam Keadaan Mengenaskan
Petugas kepolisian melakukan identifikasi olah TKP di rumah pembunuhan rentenir di Tangsel/ Foto: IST

Bagikan:

TANGSEL – Walau baru tiga bulan tinggal di Gang Sahlan, Ciputat, Tangerang Selatan, tetangga menilai CS punya itikad baik dalam bersosialisasi dengan masyarakat. Karena itu, banyak warga sekitar yang tidak menyangka CS melakukan tindakan tersebut.

Agung, tetangga CS (pelaku pembunuhan rentenir) heran peristiwa itu bisa terjadi. Sebab Agung merasa CS berperilaku baik dan sopan terhadap tetangganya, semenjak dia tinggal di kontrakan yang berukuran kecil itu.

Rumah penjual gorengan yang menjadi tempat kejadian perkaran pembunuhan rentenir di Gang Sahlan, Tangerang Selatan/ Foto: Jehan/ VOI

“Mungkin dia khilaf, soalnya dia orangnya baik dan sopan. Terus pagi-pagi sempat masak gorengan dulu, buat dibagi-bagiin tetangga,” kata Agung saat ditemui di lokasi, Rabu, 19 Januari.

Agung mengakui, saat kejadian dirinya mendengar ada teriakan minta tolong. Namun dia tak mengira saat itu terjadi peristiwa berdarah.

Informasi yang didapat Agung (pascakejadian), keduanya disebut-sebut sempat cekcok di lokasi kejadian. Akan tetapi, Agung yang rumahnya tak jauh dari kontrakan pelaku, tidak mendengar pertikaian tersebut.

Agung, warga sekitar lokasi kejadian yang melihat korban dan pelaku bertumpukan bersimbah darah/ Foto: Jehan/ VOI

Dirinya hanya mendengar suara teriakan minta tolong dari kontrakan tersebut.

“Engga tau kalau ada cekcok. Pokoknya dengernya pas suara teriakan minta tolong, tapi awalnya saya ngediemin. Terus setelah terus menerus teriak minta tolong. Baru kita keluar untuk melihat,” terang Agung.

“Pas itu yang keluar, saya, Gunawan dan ibu Dian. Nah pas dateng kesana posisi tukang gorengan sama rentenir udah tumpukan, terus darah udah mulai ngalir.” sambungnya.

Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Aldo Primananda Putra mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Senin 17 Januari, sekitar pukul 08.20 WIB. Aldo menjelaskan, keributan berawal saat korban NS yang disebut sebagai rentenir, datang ke rumah CS untuk menagih utang sebesar Rp350 ribu yang dia pinjam sebelumnya. Namun CS belum bisa membayarnya.

Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Sarly Sollu/ Foto: Jehan/ VOI

Kapolres Tangerang Selatan AKBP Sarly Sollu menjelaskan, pemukulan yang dilakukan NS yang menjadi pemicu terjadinya pembunuhan. Keduanya pun berkelahi di dalam rumah CS sampai akhirnya pelaku mengambil senjata tajam.

“Karena CS tidak terima pemukulan yang dilakukan NS ini, kemudian dia balik akhirnya terjadi duel,” sambungnya.

Cekcok dan duel satu lawan satu. Jadi di dalam rumah berduel keduanya. (Korban) kena sabetan di leher bekas sajam," kata Aldo, Senin 17 Januari.