Polda Metro Sebut Motif Pengeroyokan Pratu Sahdi di Penjaringan Salah Paham, Pelaku Tidak Datang Cari Anggota TNI
Rilis kasus di Mapolda Metro Jaya (Rizky AP/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Polda Metro Jaya menyatakan motif pengeroyokan yang menyebabkan Pratu Sahdi (22) tewas hanyalah kesalahpahaman. Sebab, para pelaku sama sekali tak mengenal Pratu Sahdi yang merupakan anggota TNI Angkatan Darat (AD).

"Kalau motifnya diduga ada kesalahpahaman, karena antara anggota prajurit TNI yang jadi korban dengan para pelaku tidak pernah ada permasalahan sebelumnya," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat kepada wartawan, Selasa, 18 Januari.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, para pelaku ini datang ke lokasi kejadian di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, untuk mencari orang lain. Tetapi, saat itu Pratu Sahdi berada di lokasi.

Sehingga, kesalahpahaman itu berujung perselisihan antara pelaku dengan Pratu Sahdi.

"Bukannya dia (pelaku, red) mencari anggota TNI tapi anggota TNI kebetulan berada di sana. sehingga motivasinya perselisihan di lokasi kejadian," kata Tubagus.

Dalam kasus ini, polisi pun telah menangkap 4 orang pelaku yang 3 di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka. Tetapi, polisi masih memburu para terduga pelaku lainnya. Di mana, para terduga pelaku itu diduga kuat yang melakukan penusukkan.

Pratu Sahdi menjadi korban tewas atas aksi pengeroyokan di Jalan Rusun Muara Batu, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu 16 Januari, sekitar pukul 03.00 WIB.

Aksi pengeroyokan itu disebut dipicu oleh para pelaku yang mencari kelompok kupang. Bahkan, tak hanya Pratu Sahdi yang menjadi korban. Sebab, dua orang lainnya juga menjadi sasaran para pelaku.