Petugas Gabungan Bongkar Tanggul Penahan Banjir yang Dibangun Warga di Atas Fasum Kawasan Duren Sawit
Petugas membongkar tanggul/IST

Bagikan:

JAKARTA - Petugas gabungan membongkar tanggul penahan banjir yang dibangun sejumlah warga RT 09/10 di Jalan Teluk Tomini Kavling TNI Angkatan Laut, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Lurah Pondok Bambu, Asianti Yasmuarsih membenarkan adanya pembongkaran tembok setinggi 50 sentimeter dan panjang kurang lebih 5 meter tersebut.

"Hari ini sudah dibongkar petugas gabungan," kata Lurah Asianti kepada wartawan, Minggu 16 Januari.

Pembongkaran tembok di Jalan Teluk Tomini perbatasan RT 09/10 dan RT 13/11 tersebut dilakukan secara persuasif. Petugas terlebih dulu melakukan pendekatan kepada si pembangun tembok dan warga sekitar.

"Tadi kita secara persuasif. Si pembangun temboknya juga hadir di tengah-tengah kita, karena sudah ada pendekatan akhirnya tadi pagi dibongkar lah," kata Asianti kepada wartawan.

Lebih lanjut Lurah mengatakan, pembongkaran tembok tersebut berjalan lancar tanpa adanya protes dari warga setempat.

"Tadi berjalan lancar, Alhamdulillah tidak ada (protes warga)," ujarnya.

Adapun petugas gabungan yang hadir dalam pembongkaran tembok di antaranya Camat Duren Sawit, Kasatpel Dinas Sumber Daya Air, Kasatpel Dinas Perhubungan, Kasatpel Bina Marga, Satpol PP Kecamatan dan Kelurahan, Bhabinkamtibmas, si pembangun tembok, petugas PPSU Kelurahan Pondok Bambu, ketua RW 11 dan 10 serta warga sekitar lokasi.

Seperti diketahui, Alex (55) warga RT 09/10, mengatakan, tembok yang dibangun Jalan Teluk Tomini Blok A5 dan A1 itu sengaja dibuat warga guna membendung laju air hujan yang mengalir ke wilayahnya.

"Dibangunnya itu udah hampir berjalan dua minggu. Untuk mencegah agar banjirnya tidak terlalu meluap ke sini," kata Alex kepada wartawan.

Lebih lanjut Alex mengatakan, memang diakui bahwa tembok tersebut berdiri di jalan umum. Namun menurutnya, tembok itu sebagai simbol protes sejumlah warga RT 09/10, Kavling Angkatan Laut.

Pasalnya, wilayahnya kerap dilanda banjir dan tidak pernah mendapat solusi dari pihak terkait.

"Kalau enggak begini (bangun tembok) air enggak bakal kelar. Lagi enggak ada solusinya. Biarin begini, biar ada solusinya. Biar orang ramai, maksudnya tembok ini dibuat biar ada perhatian dari atas (pejabat terkait)," katanya.