JAKARTA - Koalisi militer yang dipimpin Rusia mulai menarik pasukannya keluar dari Kazakhstan pada Hari Kamis, setelah selama seminggu membantu memulihkan dan menjaga keamanan negara itu pasca-unjuk rasa kenaikan harga bahan bakar yang berujung menjadi kerusuhan.
Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) minggu lalu, ketika kekerasan mencengkeram separuh negara itu, sementara dia memecat beberapa pejabat keamanan seniornya yang kemudian didakwa dengan pengkhianatan.
Minggu ini, pihak berwenang mengatakan mereka telah menstabilkan situasi dan menyelesaikan apa yang mereka sebut "operasi anti-teroris" di sebagian besar negara itu, dengan kota terbesarnya Almaty merupakan pengecualian.
"Terima kasih, berkat kedatangan Anda, militer Kazakhstan dan pasukan keamanan dapat melaksanakan tugas segera mereka untuk menemukan dan menahan bandit," uajr Wakil Menteri Pertahanan Kazakh Mukhamedzhan Talasov kepada pasukan CSTO yang akan berangkat pada Hari Kamis, mengutip Reuters 13 Januari.
Aliansi itu mengatakan pada hari Rabu bahwa kontingen penjaga perdamaian akan membutuhkan waktu 10 hari untuk mundur sepenuhnya. Seiring dengan langkah ini, fasilitas vital yang semula di bawah penjagaan pasukan koalisi, dikembalikan ke penegak hukum Kazakhstan.
"Sesuai dengan rencana, yang dikembangkan oleh komando pasukan penjaga perdamaian kolektif CSTO dan Kementerian Pertahanan Kazakhstan, (pasukan penjaga perdamaian) telah memulai penyerahan fasilitas penting secara sosial kepada penegak hukum nasional," sebut Kementeria Pertahanan Rusia seperti melansir TASS, menambahkan pasukan penjaga perdamaian juga menyiapkan kendaraan dan peralatan untuk dimuat di pesawat angkut Angkatan Udara Rusia.
Unit-unit penjaga perdamaian yang telah menyelesaikan misi mereka sedang bersiap untuk kembali ke lokasi penempatan permanen mereka.
"Kembalinya pasukan penjaga perdamaian CSTO ke negara asal mereka akan diselenggarakan bekerja sama dengan pihak Kazakh," sambung pihak kementerian.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, mengutip situs Departemen Pertahanan Rusia, kekuatan militer pasukan perdamaian CSTO antara lain meliputi 70 pesawat Il-76 dan 5 pesawat An-124 untuk pergeseran pasukan.
Pasukan penjaga perdamaian Rusia termasuk unit brigade terpisah ke-45 dari pasukan khusus Pasukan Lintas Udara, divisi udara ke-98 dari Pasukan Lintas Udara, dan brigade terpisah ke-31 dari Pasukan Lintas Udara.
Selain Rusia, kontingen pasukan perdamaian CSTO di Kazakhstan juga meliputi kontingen militer Belarusia, Tajikistan, Kirgistan dan Armenia. Pasukan koalisi CSTO ini dipimpin oleh Komandan Pasukan Lintas Udara Rusia Kolonel Jenderal Andrei Serdyukov.