JAKARTA - Pasukan koalisi pimpinan Rusia akan mulai menarik diri dari Kazakhstan dalam waktu dua hari, setelah menstabilkan negara Asia Tengah menyusul kerusuhan serius, kata presiden dalam piadato pada Hari Selasa.
Dalam panggilan video dengan parlemen setelah menggagalkan apa yang disebutnya percobaan kudeta, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menunjuk pemerintahan baru yang dipimpin oleh pegawai negeri karir Alikhan Smailov.
Dalam apa yang tampak seperti upaya terakhirnya untuk menjauhkan diri dari pendahulunya, Presiden Tokayev mengatakan ketidakpuasan publik atas ketidaksetaraan pendapatan dibenarkan, bahwa dia ingin kolega Nursultan Nazarbayev, mantan presiden, untuk berbagi kekayaan mereka.
Banyak analis Asia Tengah percaya, pertikaian intra-klan di antara elit mungkin telah memainkan peran utama dalam apa yang merupakan kekerasan paling mematikan dalam 30 tahun kemerdekaan bekas Republik Soviet dari Moskow.
Ketika pengunjuk rasa membakar gedung-gedung di kota terbesar Almaty minggu lalu, Presiden Tokayev mengatakan mantan pemimpin Nazarbayev meninggalkan jabatannya sebagai kepala Dewan Keamanan yang kuat.
Nazarbayev, 81, yang memimpin negara itu selama hampir tiga dekade dan mendukung Tokayev sebagai penggantinya, tidak muncul lagi di depan umum sejak itu.
Berkat Nazarbayev, "sekelompok perusahaan yang sangat menguntungkan muncul di negara ini serta sekelompok orang kaya bahkan menurut standar internasional," kata Presiden Tokayev kepada parlemen.
"Saya pikir sudah waktunya mereka membayar iuran kepada rakyat Kazakhstan dan membantu mereka secara sistematis dan teratur," ujarnya mengutip Reuters 11 Januari.
Dia tidak menyebutkan nama, tetapi daftar orang terkaya Kazakhstan mencakup beberapa anggota keluarga besar Nazarbayev, termasuk putrinya Dinara dengan suaminya, dan ayah mertua dari cucu mantan presiden.
Presiden Tokayev mengatakan, sistem keuangan didominasi oleh kelompok bisnis besar berdasarkan prinsip segalanya untuk teman, dan hukum untuk semua orang.
Dia berbicara tentang inisiatif untuk mempersempit kesenjangan kekayaan, menaikkan pajak di sektor pertambangan, dan menghilangkan penyimpangan dalam pengadaan negara dan area di mana rekan Nazarbayev memiliki kepentingan bisnis.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Tokayev juga menyerang pejabat keamanan, menuduh mereka meninggalkan pos mereka dan membiarkan pengunjuk rasa mengambil senjata dan dokumen sensitif.
Dia menyalahkan kekerasan itu pada kelompok radikal Islamis dan "teroris" yang dilatih di luar negeri. Dalam kritiknya Hari Selasa, Komite Keamanan Nasional, penerus KGB Soviet, menurutnya tidak hanya melewatkan ancaman yang membayangi.
Tetapi juga gagal bertindak dengan benar selama kerusuhan. Di beberapa kota, para pejabatnya telah meninggalkan gedung-gedung dan meninggalkan senjata api dan dokumen-dokumen rahasia, sebutnya.
Fakta pasukan pimpinan Rusia yang dipanggil Presiden Tokayev untuk membantu menstabilkan situasi pertama kali dikerahkan ke ibu kota, Nur-Sultan, memicu spekulasi pada saat itu misi mereka adalah untuk melindungi pemerintah dan Presiden Tokayev sendiri, pada saat dia tidak bisa sepenuhnya mempercayai pasukan keamanannya sendiri.
Presiden Tokayev memecat Karim Masimov, yang saat itu menjabat sebagai kepala Komite Keamanan Nasional (NSC), pada 5 Januari. Masimov kemudian ditahan karena dicurigai melakukan makar.
BACA JUGA:
Sehari sebelumnya, dia mengatakan misi Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), yang legitimasi dan durasinya dipertanyakan oleh Washington, yang memicu tanggapan marah dari Moskow, berjumlah 2.030 tentara dan 250 perangkat keras militer.
Pada Hari Selasa, dia mengatakan misi utama CSTO telah berhasil diselesaikan. Koalisi pasukan tersebut akan memulai penarikan bertahap dalam dua hari dan ditarik sama sekali dalam 10.
Terpisah, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengklaim kemenangan dalam membela Kazakhstan dari apa yang dia gambarkan sebagai pemberontakan teroris yang didukung asing.
Untuk diketahui, pihak berwenang Kazakhstan mengatakan, ketertiban sebagian besar telah dipulihkan di negara berpenduduk 19 juta itu, dengan hampir 10.000 orang telah ditahan karena kerusuhan itu, semnetara pengejaran lainnya yang sedang berlangsung.