Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Kazakhstan menyebut berhasil mengendalikan kondisi di negara itu, dengan fasilitas strategis kini di bawah pengamanan pasukan aliansi dan ribuan orang ditahan polisi.

Otoritas penegak hukum Kazakhstan telah menahan lebih dari 5.000 orang yang mengambil bagian dalam kerusuhan di beberapa wilayah negara itu, sebut layanan pers Kementerian Dalam Negeri melaporkan pada Hari Minggu.

"Saat ini, 5.135 orang telah ditahan di seluruh Kazakhstan," kata layanan pers, mengutip TASS 9 Januari.

Menurut kementerian, 125 investigasi pra-persidangan telah diluncurkan ke pembunuhan, kekerasan terhadap pejabat pemerintah, perampokan, hooliganisme dan pencurian.

Dalam wawancara dengan TV Khabar 24, Menteri Dalam Negeri Kazakhstan Yerlan Turgumbayev mengatakan, selama kerusuhan, lebih dari 400 kendaraan rusak dan hancur, termasuk 346 kendaraan polisi. Para penjarah telah menjarah lebih dari 100 fasilitas perdagangan besar dan bank.

Pihak berwenang Kazakhstan mengatakan pada Hari Minggu mereka telah menstabilkan situasi di seluruh negeri, setelah pecahnya kekerasan paling mematikan dalam 30 tahun kemerdekaan, dengan pasukan dari aliansi militer pimpinan Rusia menjaga fasilitas strategis.

Pejabat keamanan dan intelijen memberi tahu Presiden Kassym-Jomart Tokayev, mereka melanjutkan tindakan 'pembersihan' dalam operasi kontra-terorisme besar-besaran.

"Sejumlah fasilitas strategis telah dipindahkan di bawah perlindungan kontingen penjaga perdamaian bersatu dari negara-negara anggota Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia," sebut kantor kepresidenan dalam sebuah pernyataan yang merinci pengarahan keamanan yang dipimpin oleh Tokayev, melansir Reuters.

"Situasi telah stabil di semua wilayah negara itu," lanjutnya, seraya menambahkan lembaga penegak hukum telah merebut kembali kendali atas gedung-gedung administrasi dan layanan vital telah dipulihkan.

Untuk diketahui, protes kenaikan harga bahan bakar meletus di beberapa kota Kazakhstan pada 2 Januari, meningkat menjadi kerusuhan massal dengan gedung-gedung pemerintah digeledah di beberapa kota beberapa hari kemudian.

Presiden Tokayev sendiri mendeklarasikan 10 Januari ini sebagai Hari Berkabung Nasional di Republik Kazakhstan.