JAKARTA - Ada enam gelombang serangan teroris di Almaty, jumlah keseluruhan teroris sekitar 20.000, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan pada Hari Jumat malam.
"Gangster dan teroris sangat terlatih, terorganisir dan dipimpin oleh pusat khusus. Beberapa dari mereka berbicara bahasa non-Kazakh. Setidaknya ada enam gelombang serangan teroris di Almaty, jumlah totalnya 20 ribu," tulisnya di akun Twitternya, mengutip TASS 8 Januari.
"Analisis situasi menunjukkan Kazakhstan menghadapi tindakan agresi bersenjata yang dipersiapkan dengan baik, dikoordinasikan oleh para pelaku dan kelompok teroris yang dilatih di luar negeri," tegasnya.
Menurut Presiden Tokayev, ia memerintahkan peluncuran operasi kontra-teroris "untuk menghilangkan ancaman keamanan nasional dan untuk melindungi kehidupan dan properti warga Kazakhstan."
"Saat ini, operasi kontra-teroris terus berlanjut di negara kita. Pekerjaan skala besar dan terkoordinasi dengan baik sedang dilakukan oleh polisi. Garda Nasional dan angkatan bersenjata untuk memulihkan hukum dan ketertiban sesuai dengan Konstitusi," ungkapnya.
Lebih jauh, Kazakhstan akan terus memastikan keamanan misi diplomatik dan perusahaan asing di tengah kerusuhan di negara itu, kata Presiden Tokayev.
"Kazakhstan akan terus memastikan keamanan dan perlindungan misi diplomatik asing serta personel dan properti perusahaan dan investor asing. Kebijakan pintu terbuka untuk investasi asing langsung akan tetap menjadi strategi inti Kazakhstan," tulisnya.
Selain itu, ia memastikan Penjaga Perdamaian dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), sebuah blok keamanan pasca-Soviet, akan tinggal di Kazakhstan untuk waktu yang singkat, sampai situasi di negara itu normal.
"Pasukan penjaga perdamaian yang terdiri dari pasukan multinasional negara-negara anggota CSTO dikerahkan dan akan tetap untuk waktu yang singkat sampai situasi stabil di Kazakhstan," tulisnya
Terpisah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Kazakh Aibek Smadiyarov mengatakan kepada TASS pada Hari Jumat, tidak ada kerusakan pada kedutaan asing selama kerusuhan.
Untuk diketahui, protes kenaikan harga bahan bakar meletus di beberapa kota Kazakhstan pada 2 Januari, berkembang menjadi kerusuhan massal dengan serangan terhadap gedung-gedung pemerintah di banyak kota beberapa hari kemudian.
BACA JUGA:
Ribuan orang terluka dan korban jiwa juga dilaporkan. Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, atau CSTO, sebuah blok keamanan pasca-Soviet. Penjaga perdamaian CSTO telah dikerahkan ke Kazakhstan.
Untuk diketahui, pihak berwenang Kazakhstan mengatakan, hukum dan ketertiban telah dipulihkan di semua wilayah negara itu pada pagi hari tanggal 7 Januari. Namun, situasi di Almaty masih sangat tegang.