Pandemi COVID-19 Bikin 4,91 Juta Pekerja Keluar dari Kepesertaan BP Jamsostek
Ilustrasi. (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - BPJS Ketenagakerjaan atau saat ini disebut BP Jamsostek mengungkap, pandemi COVID-19 menyebabkan tren tenaga kerja keluar dari kepesertaan BP Jamsostek. Selama periode Januari hingga Juli tercatat sebanyak 4,91 juta peserta yang keluar.

Direktur Utama BP Jamsostek Agus Susanto mengatakan, jumlah peserta yang keluar dari kepesertaan tersebut naik 8,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 4,53 juta peserta.

Lebih lanjut, kata Agus, berdasarkan Data BP Jamsostek peserta paling banyak keluar pada bulan Mei yakni 696.056 pekerja. Jumlah ini melonjak hingga 24,76 persen dibandingkan Mei 2019 lalu yakni 557.911 karyawan.

"Kalau kita lihat posisi Juli ini dari total tenaga kerja 131 juta ini yang berpotensi menjadi tenaga kerja atau eligible menjadi tenaga kerja BP Jamsostek sebanyak 92,4 juta dan sekarang yang sudah terdaftar sebanyak 49,7 juta atau 53 persen dari total populasi," katanya, dalam rapat dengan Komisi IX DPR dan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Rabu, 26 Agustus.

Sudah Cairkan Klaim JHT Senilai Rp18,1 Triliun

BP Jamsostek mencatat pencairan klaim kepesertaan program Jaminan Hari Tua (JHT) mencapai Rp18,1 triliun dari 1,4 juta pengajuan klaim sepanjang Januari hingga Juli. Jumlah itu naik sekitar 26 persen dibandingkan posisi per Juni yakni Rp14,35 triliun.

"Kemudian yang mengurus klaim di BP Jamsostek hingga Juli sebanyak 1,4 juta tenaga kerja dan kami sudah bayarkan Rp18,1 triliun kepada 1,4 juta tenaga kerja yang urus klaim," tutunya.

Agus menjelaskan, berdasarkan alasan pencairan klaim, mayoritas dari pekerja atau 78 persen mengaku mengundurkan diri. Kemudian, sebanyak 20 persen merupakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK), sedangkan 2 persen sisanya karyawan pensiun

"Kalau kita lihat dari profil usia ternyata yang banyak melakukan atau mengambil klaim JHT itu di usia antara 20 sampai 30 tahun usianya ada 46 persen," kayanya.

Kemudian, lanjut Agus, usia 30 sampai 40 tahun sebanyak 29 persen dan 40 sampai 50 tahun 15 persen. Lalu, usia 50 hingga 57 tahun sebesar 7 persen, 57 tahun 2 persen, sedangkan sisanya 1 persen karyawan berusia 15 hingga 20 tahun.