Bagikan:

JAKARTA - Salah satu keputusan Ahlu halli wal aqdi (AHWA) dalam Muktamar NU di Lampung meminta Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar tidak lagi menjadi pimpinan di organisasi manapun. KH Miftachul Akhyar yang kini juga Ketum MUI sudah menyanggupi. Tapi Anwar Abbas berusaha menggoyang putusan AHWA itu.

Wakil Ketua Umum MUI itu secara tegas menyampaikan keinginannya agar KH Miftachul Akhyar bisa diperbolehkan memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dia berharap siapa pun bisa melakukan lobi-lobi supaya NU mau meloloskan Rais Aam nya itu tetap rangkap jabatan.

"Saya minta betul kepada teman–teman saudara NU supaya melobi siapa pun yang bisa dilobi agar ketua umum kita ini tetap menjadi ketua umum MUI," pinta Anwar saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Penanggulangan Bencana MUI (Rakornas LPB – MUI) di Hotel Alia Cikini, pekan lalu.

"Meskipun KH Miftachul Akhyar terpilih menjadi Rais Aam, tapi saya rasa beliau juga bisa mengerjakan pekerjaan–pekerjaan Majelis Ulama Indonesia," bujuk Anwar lagi

Kata dia, MUI membutuhkan kehadiran KH Miftachul Akhyar sebagai pemimpin. Dia juga menyampaikan kekagumannya pada kepemimpinan KH Miftachul Akhyar.

"Saya melihat keanggunan beliau dalam memimpin Majelis Ulama Indonesia. Kerendahan hati beliau, itu merupakan sebuah modal memimpin organisasi,” paparnya.

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar (Foto: BPMI Setpres/Lukas)
 

Lagipula, kata Anwar, di masa kepemimpinan KH Miftachul Akhyar selama pandemi ini, kegiatan–kegiatan di lingkungan MUI justru lebih produktif.

“Untuk itu, dari lubuk hati yang paling dalam kita meminta kebesaran hati kepada Nahdlatul Ulama untuk membolehkan Rais Aam PBNU agar tetap bisa melanjutkan tugasnya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia,” pungkasnya.

Dalam salah satu rapat pleno muktamar NU, AHWA meminta Rais Aam fokus pada pengembangan NU. Miftachul Akhyar diharapkan tidak merangkap jabatan dan permintaan ini sudah disetujui oleh AHWA.

"Ada anggota AHWA berpendapat antara lain pendapat itu kalau ingin menjadi Rais Aam Nahdlatul Ulama 2021-2026 diharapkan untuk tidak rangkap jabatan di organisasi lain. Ada pandangan seperti itu dan itu disetujui oleh seluruh anggota AHWA bahwa Rais Aam fokus di dalam pembinaan dan pengembangan jamiyah Nahdlatul Ulama ke depan," kata Zainal Abidin beberapa waktu lalu.