Bagikan:

JAKARTA - Sembilan tim Ahlul Walii Wal Aqdi (AHWA) sepakat menetapkan KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU periode 2021-2026.

“AHWA telah melaksanakan tugasnya sesuai yang diamanahkan oleh para muktamirin yang diamanahkan kepada 9 anggota AHWA. Suasana pelaksanaan rapat AHWA dipimpin oleh KH Ma’ruf Amin, suasana sangat akrab penuh dengan kekeluargaan bahkan dengan keadaban, sopan santun. Akhlak yang ditunjukkan para kiai-kiai kita benar-benar menjadi teladan bagi kita semua,” kata anggota AHWA KH Zainal Abidin dalam pengumuman hasil sidang AHWA dikutip dari kanal YouTube TVNU, Jumat, 24 Desember dini hari. 

"Kami semua sepakat para sesepuh kiai dan tidak ada perbedaan pendapat, kami bulat sepakat yang menjadi Rais Aam untuk PBNU 2021-2026 KH Miftachul Akhyar,” kata Zainal Abidin disambut gemuruh tepuk tangan muktamirin. 

Sembilan AHWA yang menggelar sidang yakni K.H. Dimyati Rais, K.H Mustofa Bisri, K.H Ma'ruf Amin, K.H Anwar Mansur, K.H. TG. Turmudzi, K.H Miftachul Akhyar, K.H Nurul Juda Jazuli, K.H Buya Ali Akbar Marbun, dan K.H Zainal Abidin.

Merujuk tata tertib Muktamar, pemilihan Rais Aam PBNU disepakati menggunakan sistem AHWA. Dengan model ini, Rais Aam akan dipilih oleh sembilan orang yang mendapat mandat PCNU dan PWNU menjadi AHWA. Model AHWA menitikberatkan pada pendekatan musyawarah mufakat.

Sedangkan penentuan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU nantinya diutamakan dengan cara mufakat, namun jika tidak menemui titik terang maka akan dilakukan pemungutan suara (voting). Para calon akan memperebutkan dukungan dari pemilik suara, yakni PCNU, PCINU, PWNU, PBNU, dan badan otonom.