LAMPUNG - Rapat panjang untuk pengesahan tata tertib Muktamar ke-34 NU akhirnya tuntas. Rapat pleno sudah memutuskan kalau muktamar akan memilih Ketua PBNU melalui voting.
Kandas sudah harapan banyak orang supaya pemilihan dilakukan dengan musyawarah bukan melalui voting.
Namun hal yang berbeda akan terjadi pada pemilihan Rais Aam. Untuk memilih Rais Aam, muktamar akan mengambil jalan musyawarah dari sembilan formatur pengurus cabang dan wilayah.
Setelah terpilih, kesembilan formatur ini akan berembuk untuk menunjuk siapa yang bakal dipilih menggantikan KH Miftachul Akhyar dari Rais Aam.
Sedangkan pemilihan Ketua Umum PBNU, sistemnya adalah pemilihan langsung atau one man one vote. Siapa saja yang boleh memilih? Mereka adalah Pengurus Wilayah NU (PWNU) dan Pengurus Cabang (PCNU).
“Ketum PBNU ditetapkan melalui sistem one man one vote, semua cabang 560, itu semua mempunya suara tentu saja ada ketentuan mereka harus ada dalam status yang sah," kata Sekretaris Panitia Muktamar Syahrizal Syarief, Rabu 23 Desember malam.
Pemilihan Ketua Umum PBNU Periode 2021-2026 mengerucut pada dua nama yang bertarung. Mereka adalah KH Said Aqil Siroj dan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Mereka belumlah resmi menjadi calon ketua umum. Karena nantinya ada mekanisme lagi kalau setiap calon ketua umum harus minimal mengantongi 99 suara.
"Nantinya akan ada penjaringan," jelas Syahrizal.
Setelah penjaringan dan memenuhi syarat, seorang calon ketua umum haruslah mendapat 'lampu hijau' dari Rais Aam yang terpilih sebelumnya. Tapi biasanya semua nama yang memenuhi syarat 'otomatis' jadi calon ketua umum.
"Jarang Rais Aam tidak kasih persetujuan," tutup dia.
Informasinya, pemilihan Ketua Umum PBNU dan Rais Aam akan digelar di Bandar Lampung, bukan di Pondok Pesantren Darussa'adah Gunungsugih, Lampung Tengah, Lampung, tempat dibukanya muktamar ini oleh Presiden Joko Widodo pagi tadi.
Hanya saja belum ada kepastian lokasinya. Apalagi di Bandar Lampung, acara muktamar digelar di tiga tempat terpisah, UIN Raden Intan, Universitas Negeri Lampung, dan Universitas Malahayati.