KH Said Aqil: Bagi NU dan Pesantren, Jaga NKRI Adalah Amanah
Muktamar ke-34 NU di Lampung Tengah

Bagikan:

LAMPUNG TENGAH - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj memastikan posisi Nahdlatul Ulama (NU) dalam bernegara. KH Said Aqil menjamin sikap tegas NU untuk terus menjaga NKRI dan konstitusi sebagai sesuatu yang tak bisa ditawar.

"Bagi NU dan Pesantren, menjaga NKRI adalah amanah karena hanya dengan bersetia kepada konstitusi, tatanan bersama dapat terselenggara," kata KH Said Aqil di Pondok Pesantren Darussa'adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah, Rabu 22 Desember.

KH Said Aqil tidak asal bicara. Dia berkaca dari pengalamannya hidup belasan tahun di Arab Saudi sehingga memahami secara utuh penting NU untuk Indonesia dan Dunia.

"Dengan segala hormat, di Arab agama sedari awal tidak menjadi unsur aktif dalam mengisi makna nasionalisme. Bila Anda membaca sejarah dan naskah konstitusi negara-negara Arab, Anda akan segera tahu betapa mahal dan berharga naskah Pembukaan UUD 1945 yang kita punyai," tegas KH Said Aqil yang disambut tepuk tangan peserta Muktamar.

"Di Arab, pejuang nasionalis bukan pejuang agama. Pejuang agama bukan pejuang nasionalis," tegasnya.

"Di Indonesia, dalam waktu yang sama, pejuang agama adalah pejuang nasionalis," lanjut dia lagi.

Kata KH Said Aqil contoh di Timur Tengah, tak banyak dijumpai ulama yang nasionalis. Begitu juga sebaliknya, sangat jarang ditemukan kaum nasionalis yang sekaligus ulama.

"Sebagai akibatnya, nasionalisme dan agama seringkali bertentangan lalu lahirlah satu demi satu konflik-konflik sektarian. Apa yang kita saksikan di Palestina, Myanmar, Rohingya, Israel, Somalia, Suriah, Yaman, hingga Afghanistan adalah rangkaian ketidaktuntasan menjawab tantangan zaman," beber dia.

Nasionalisme dan Agama adalah dua kutub yang saling menguatkan. Keduanya jangan dipertentangkan seperti wasiat dari Kiai Hasyim Asy’ari yang diamini dan disuarakan ribuan ulama Pesantren.

"Dan dengan demikian kita mengerti bahwa ujian atas sikap tawasuth, ujian memoderasi polarisasi dua kutub ekstrim, memang sudah khas NU sejak awal mula pendiriannya. Mereka yang tidak faham sikap tegas NU atas HTI maupun FPI barangkali memang belum mengerti betapa berat amanah memoderasi kutub-kutub ekstrim di negeri ini," tandasnya.