Cerita Ketemu Mark Zuckerberg di Muktamar ke-34 NU, Jokowi: Hati-hati, Peradaban Harus Kita Pengaruhi Demi Kemaslahatan Umat
Presiden Jokowi menyampaikan sambutan saat membuka Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (Tangkap Layar Youtube Sekretariat Presiden via ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menghadiri pembukaan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, yang digelar pada 22-23 Desember. Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyinggung soal ekonomi umat, utamanya terkait pemerataan. Menurutnya, pemerataan ekonomi bukan sebuah hal yang mudah dilakukan. 

"Tapi saya lihat kekuatan di NU sekarang, anak muda yang pinter-pinter, santri santrinya yang pinter-pinter, yang keluaran banyak universitas besar seluruh negara yang ada d dunia. Apabila ini bisa dirajut dalam sebuah kekuatan lokomotif ini bisa narik gerbong yang ada dibawah untuk bersama-sama dalam rangka mensejahterakan kita semua," ujar Presiden Jokowi dalam pembukaan Muktamar ke-34 NU, Rabu, 22 Desember. 

Jokowi pun menawarkan agar anak muda dibuatkan sebuah wadah. Bisa berbentuk sebuah perseroan terbatas (PT) atau kelompok usaha. 

"Dan pemerintah, saya, menyiapkan konsesi baik konsesi yang terserah dipakai untuk lahan pertanian silahkan, saya juga mau buat konsesi minerba yang pengen bergerak di usaha nikel misalnya usaha batubara, bauksit, usaha tembaga silahkan. Tapi sekali lagi ini dalam kelompok usaha besar sehingga nanti bisa menggerek, mengajak gerbong lain untuk sebuah kerja besar. Saya melihat potensi itu ada, tinggal merajut," kata Jokowi. 

Kemudian yang berhubungan dengan tekhnologi, Presiden Jokowi melihat bahwa anak muda NU banyak yang pintar di bidang tersebut. 

"Banyak santri yang doktor, karena apapun ke depan yang namanya tekhnologi harus mau tidak mau kita masuk ke sana. Karena kita ingin teknologi ini maslahat bagi umat, bagi rakyat. Jangan sampai malah merusak membuat hal negatif bagi rakyat," katanya.

Jokowi pun bercerita, lima tahun lalu dia bertemu pemilik Facebook, Mark Zuckerberg dan diajak bermain pingpong dengan kacamata metaverse. 

"Saya diajak main pingpong tapi tidak ada bola pingpongnya, tak ada mejanya. Pakai kacamata main bersama persis kayak main pingpong 100 persen, keringatan juga dan dia membisikan pada saya 'Presiden Jokowi ini baru awal nanti semua akan virtual yang namanya metaverse. Kantor virtual, mal virtual, wisata virtual, hati-hati menyikapi ini," kata Jokowi. 

"Dan NU karena di dalam temanya berkhidmat untuk peradaban dunia, hati-hati peradaban harus kita pengaruhi agar maslahat bagi umat di seluruh dunia, khususnya di negara kita Indonesia. Nanti semuanya dakwah virtual, pengajian virtual tapi kayak bertemu seperti ini seperti sekarang. Metaverse akan merubah, saya tidak tahu apakah karena pandemi ini menjadi dipercepat 5 sampai 10 tahun tapi pasti datang," lanjutnya. 

Oleh karena itu, Jokowi mengingatkan agar semua harus bersiap dan bersama-sama NU untuk peradaban dunia. Indonesia, kata dia, sekarang memimpin G20 dengan menjadi ketua juga ingin mempengaruhi kebijakan-kebijakan dunia yang berpihak pada negara miskin, negara berkembang, negara kecil, negara kepulauan dan segala hal. Sama hal digitalisasi perubahan iklim dan ekonomi hijau.

"Sekali lagi saya sampaikan terimakasih kepada NU yang terus mengawal kebangsaan, mengawal toleransi Indonesia, kemajemukan, pancasila UUD 1945 kebinekhaan NKRI dan dengan itu kita terus bisa menjaga merawat negara yang kita cintai," tandasnya.