Lantik 18 Jenderal, Ini Deretan Pesan Kapolri Jenderal Sigit
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (Foto: Humas Polri)

Bagikan:

JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melantik 18 perwira Korps Bhayangkara. Tujuh di antaranya menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) dan 11 Brigadir Jenderal (Brigjen).

"Bapak Kapolri menerima kenaikan pangkat perwira Polri pada tujuh perwira Polri dari Brigjen menjadi Irjen. Kemudian ada 11 dari pangkat Kombes menjadi Brigjen," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono kepada wartawan, Rabu, 29 Desember.

Dalam pelantikan itu, Kapolri juga menekankan beberapa hal. Mulai dari akselerasi vaksiansi hingga kegiatan wajib di 2022.

Percepatan vakasinasi harus terus dilakukan karena Indonesia masih dalam situasi pandemi COVID-19. Apalagi, varian Omicron telah masuk ke Indoensia dan menjangkit 47 orang.

"Bapak Kapolri menekankan pertama kita mendekati tahun baru, tentunya tahun baru kali ini masih dalam situasi pandemi apalagi sekarang sedang menjadi perhatian bahwa virus Omicron itu sendiri," kata Rusdi.

"Bapak Kapolri menekan akselerasi daripada vaksinasi nasional, target 70 persen yang telah diraih beberapa daerah bisa jadi contoh dari beberapa daerah lain, masih ada waktu sehingga target vaksinasi nasional bisa dicapai oleh masing-masing daerah," sambungnya.

Kemudian, Kapolri juga meminta jajarannya untuk sigap dalam menangani permasalahan bencana alam. Sehingga, korban bencana akan terbantu dengan cepat.

Di sisi lain, ditekankan juga agar jajarannya untuk menangani permasalahan politik dengan baik. Sebab, hal itu merupakan masalah yang sensitif tapi tetap harus diatasi.

"Kapolri tekankan masalah ke depan, masalah politik semakin meningkat, politik tetap berjalan di sisi lain situasi kamtibmas semoga dapat dikendalikan dengan sebaik-baiknya," ungkap Rusdi

Terakhir, Kapolri menekankan masalah investasi. Seluruh jajaran Polri diharap bisa jadi bagian dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.

"Langkah Polri ke depan dapat memberi informasi sejuk terkait investasi di tanah air, agar terhindari perilaku atau tugas dilakukan di lapangan yang akan menghambat investasi itu sendiri," kata Rusdi.