JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III tahun ini diprediksi masih akan negatif. Di Kuartal II pertumbuhan ekonomi RI minus hingga 5,32 persen. Namun, sebagian pihak meyakini kontraksi di kuartal III tidak akan sedalam kuartal II.
Meski begitu, resesi ekonomi saat ini sedang mengancam Indonesia. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menganggap Indonesia sebentar lagi bakal jatuh ke jurang resesi, seperti yang sudah dialami beberapa negara, mulai dari Singapura, Amerika, hingga Jerman.
"Prediksi saya di kuartal III kita akan minus 2 persen. Kalau kita semuanya sepakat minus 2 persen berarti the worlds is over, karena kemarin ini kita minus 5 persen," katanya, dalam diskusi virtual, Jumat, 21 Agustus.
Namun, kata Sandi, meskipun pertumbuhan tetap negatif nyatanya pasar di tengah masyarakat justru mulai membaik. Hal ini salah satunya ditandai dengan meningkatnya harga sekuritas di Amerika Serikat termasuk Indonesia.
BACA JUGA:
"Saya juga pingin membangkitkan, bahwa ternyata pasar yang ada di masyarakat ini juga sudah mulai membaik. Dari segi yield, dari segi lihat pasar pasar keuangan sudah mendingan, adanya titik yang menggembirakan ini ternyata mendorong harga sekuritas, harga emiten di Amerika dan di sebagian wilayah dunia lainnya termasuk Indonesia growth meningkat. Mudah-mudahan bisa memicu recovery ekonomi kita," tuturnya.
Ancaman resesi semakin nyata jika peningkatan jumlah kasus baru COVID-19 tak bisa ditekan. Sandi mengatakan, virus ini akan terus menekan dari sisi aktivitas ekonomi
Terutama kalau jika lihat dari consumer spending dan ini berhubungan langsung dengan kasus COVID-19 yang ada di dunia maupun yang juga terpantau di Amerika Serikat.
"Yang menarik menurut saya adalah bahwa tidak akan ada recovery ekonomi, jika tidak ada pemulihan kesehatan jadi itu as simple as that. Kalau kita tidak punya recovery kesehatan, kita tidak akan mampu untuk mengembalikan keadaan ekonomi kita," ucapnya.
Menurut Sandi, menekan angka penyebaran COVID-19 merupakan tanggung jawab bersama tidak hanya pemerintah. Dengan menjalakan dan menaati protokol keshatan, maka ekonomi akan kembali bangkit.
"Jadi ini adalah semua tanggung jawab kita. Kita yakin bahwa fungsi-fungsi ekonomi akan bangkit jika kesehatannya ini kita selesaikan," katanya.