Bagikan:

JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tetap optimis calon presidennya Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bisa meraih momentum Pilpres 2024. Sebab elektabilitas bukan halangan ketua umumnya kalah dalam kontestasi.

Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB, Jazilul Fawaid menilai, sejauh ini elektabilitas kandidat capres dan cawapres yang muncul di berbagai survei belum cukup signifikan. Sehingga masih ada peluang bagi Muhaimin yang saat ini belum masuk dalam simulasi 15 nama capres. 

”Jangan sampai hanya karena survei 20-30 persen saja kita merasa kalah. Kiai Ma’ruf Amin kemarin enggak ada di survei, menang. Ada yang bilang karena Pak Jokowi, apapun caranya, politik itu momentum,” ujar Jazilul Fawaid, Selasa, 28 Desember.

Wakil Ketua MPR itu mengingatkan, selama kurun waktu 2022-2024 akan ada 24 gubernur dan 248 bupati dan walikota yang akan berakhir masa jabatannya sehingga diganti oleh Plt. Karenanya, kata dia, kondisi politik 2024 pasti akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Di mana, sambung dia, saat ini bangsa Indonesia sedang dilanda pandemi COVID-19. Belum lagi, yang harus diperhatikan adalah keserentakan pemilu yang memaksa ratusan kepala daerah diganti dengan pelaksana tugas (Plt).

”4 Pilpres yang lalu, tidak ada COVID-19. Tidak ada 200 sekian kepala daerah yang di-Plt. Ini lolos dari pengamatan survei-survei. Inilah perlunya kita duduk, apakah ada pengaruh plt kepala daerah dengan Pilpres 2024?" tegas Jazilul.

Diketahui, dalam survei Politika Research & Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) yang baru dirilis kemarin, elektabilitas Cak Imin tercatat 0,1 persen dalam simulasi 32 nama. Sementara dalam simulasi 15 nama, nama Cak Imin tidak masuk dalam radar. 

Dalam simulasi yang melibatkan 15 nama, Ganjar Pranowo menang dengan perolehan 25 persen. Prabowo Subianto di posisi kedua dengan 22,9 persen, Anies Baswedan ketiga dengan 12,4 persen. 

Sandiaga Salahuddin keempat dengan 9,4 persen, Ridwan Kamil 5,8 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 5,2 persen. Ketujuh Gatot Nurmantyo 1,9 persen.

Sedangkan kedelapan ada Khofifah Indar Parawansa 1,6 persen, kesembilan Tri Rismaharini 1,4 persen, Puan Maharani kesepuluh dengan 1,1 persen.

Sebelas Susi Pudjiastuti 0,9 persen, dua belas Airlangga Hartarto 0,8 persen, tiga belas Erick Tohir 0,6 persen, empat belas Surya Paloh 0,4 persen dan tidak tahu 10,6 persen.

Survei ini dilakukan pada 12 November - 4 Desember 2021. Dengan melibatkan 1.600 responden di 34 provinsi. Kriteria responden berusia minimal 17 atau sudah menikah.

Pengambilan dengan menggunakan metode multi stage random sampling dengan margin of error 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 9,5 persen.