JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) optimis Ketua Umum Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bisa meningkatkan elektabilitasnya sebagai calon presiden 2024.
Dalam survei Politika Research & Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) yang baru dirilis hari ini, elektabilitas Cak Imin tercatat 0,1 persen dalam simulasi 32 nama. Sementara dalam simulasi 15 nama, nama Cak Imin tidak masuk dalam radar.
Wakil Ketua Umum PKB Jazuli Fawaid menilai, masih banyak waktu bagi Cak Imin untuk berada di lima besar survei capres. Bahkan, kata dia, dalam dua tahun mendatang bisa saja Cak Imin yang belakangan merubah panggilan menjadi Gus Muhaimin menyalip elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sebab menurut Jazilul, elektabilitas capres potensial baik Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto belum sampai 30 persen. Diketahui, dalam survei tersebut elektabilitas Ganjar dalam simulasi 32 nama tercatat 23,1 persen dan Prabowo 21,6 persen.
“Saya sudah belajar, kalau seseorang elektoralnya belum 30 persen, belum ada jaminan jadi Presiden. Artinya angka Pak Muhaimin dan Pak Ganjar sama saja, tidak ada jaminan menang. Jadi saya uber dua tahun lagi Pak Muhaimin nyalip Pak Ganjar. Bisa jadi,” ujar Jazilul dalam Rilis Survei Nasional Political Outlook: Meneropong Poros Koalisi Partai secara daring, Senin, 27 Desember.
Dari riset yang ada meskipun nama tersedia hanya itu-itu saja, kata Jazilul, tidak ada yang melebihi 30 persen.
"Jadi nama Mbak Puan, Pak Muhaimin, siapa saja itu enggak signifikan untuk menang hari ini. Artinya nol. Kalau nol masa kami enggak boleh optimis meski angka Ketum kami belum besar?” sambungnya.
Alih-alih pesimis, Wakil Ketua MPR itu justru akan menjadikan hasil survei ini sebagai bahan evaluasi. Jazilul menyatakan anak buah Cak Imin akan menjadikan Pemilu 2024 sebagai momentum bagi PKB. Terlebih, kata dia, hasil survei akan berubah seiring waktu.
“Apakah bisa potret kemenangan dilihat hari ini? Saya belum yakin. Karena angkanya di bawah 30 persen. Misal Pak Ganjar, Pak Prabowo mau menang dengan 25 persen sementara momen politiknya masih dua tahun. Jadi itu tantangan. Jadi catat aja, 2024 itu momentum bagi parpol. Jangan sampai hanya karena survei kita nol persen dianggap kalah. Kemarin Pak Ma’ruf aja jadi wapres. Kalo orang bilang ini karena Pak Jokowi, ya apa pun caranya politik itu momentum,” tandas Jazilul.
BACA JUGA:
Diketahui, dalam simulasi pilpres dengan melibatkan 15 nama, Ganjar Pranowo menang dengan perolehan 25 persen. Prabowo Subianto di posisi kedua dengan 22,9 persen, Anies Baswedan ketiga dengan 12,4 persen.
Sandiaga Salahuddin keempat dengan 9,4 persen, Ridwan Kamil 5,8 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 5,2 persen. Ketujuh Gatot Nurmantyo 1,9 persen.
Sedangkan kedelapan ada Khofifah Indar Parawansa 1,6 persen, kesembilan Tri Rismaharini 1,4 persen, Puan Maharani kesepuluh dengan 1,1 persen.
Sebelas Susi Pudjiastuti 0,9 persen, dua belas Airlangga Hartarto 0,8 persen, tiga belas Erick Tohir 0,6 persen, empat belas Surya Paloh 0,4 persen dan tidak tahu 10,6 persen.
Survei ini dilakukan pada 12 November - 4 Desember 2021. Dengan melibatkan 1.600 responden di 34 provinsi. Kriteria responden berusia minimal 17 atau sudah menikah.
Pengambilan dengan menggunakan metode multi stage random sampling dengan margin of error 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 9,5 persen.