JAKARTA - Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto, merespons adanya kabar sejumlah tim advance dari Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) yang akan berangkat ke Arab Saudi untuk melaksanakan umrah perdana, Kamis, 23 Desember, malam ini.
Tim PPIU berangkat saat pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri.
Yandri mengaku tidak mempermasalahkan tim advance dari penyelenggaran perjalanan umrah itu untuk berangkat ke Tanah Suci. Hanya saja, harus tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) secara ketat, termasuk melakukan karantina.
"Ya enggak apa-apa, yang paling penting prokes, pulang nanti dikarantina," ujar Yandri saat dihubungi, Kamis, 23 Desember.
Menurut pimpinan Komisi VIII DPR itu, penting bagi PPIU untuk merasakan sendiri pengalaman umrah di tengah pandemi COVID-19. Sebab kata Yandri, PPIU juga perlu mengetahui setiap detail pelaksanaan umrah yang diterapkan pemerintah Kerajaan Arab Saudi saat ini.
"Mereka dari pihak penyelenggara travel perlu tahu detail di Tanah Suci," katanya.
Politikus PAN itu menilai, pengalaman PPIU menjadi penting sebagai referensi manasik para calon jamaah yang akan diberangkatkan kelak.
"Ini untuk mereka sampaikan manasik di tengah pandemi bukan hanya nonton atau baca berita tapi merasakan dan melihat langsung semua aturan umrah di tengah pandemi," demikian Yandri.
Diketahui, sebanyak 25 tim advance dari Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) akan berangkat ke Tanah Suci melaksanakan umrah perdana, Kamis, 23 Desember, malam ini.
Tim advance tersebut diwakili oleh lima asosiasi yaitu Ampuh, Amphuri, Asphuri, Asphurindo, dan Himpuh.
BACA JUGA:
"Insyaallah berangkat malam ini tim advance ini untuk mencoba sistem dan orang-orangnya terpilih. Untuk trial dan error terkait dengan sistem yang dibuat oleh pemerintah antara Siskopatuh, PeduliLindungi dan Tawakalna," kata Sekjen Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI), Farid Aljawi di Jakarta, Kamis, 23 Desember.
Pemberangkatan awal ini sebagai tindak lanjut atas permintaan asosiasi travel kepada Kementerian Agama agar tetap memberangkatkan jamaah di masa pandemi. Hal tersebut guna memberikan informasi kepada masyarakat, baik terkait umrah di masa pandemi maupun ketentuan baru yang diterapkan Arab Saudi.
"Kalau ditunda justru menjadi polemik karena kenapa berangkat ke luar negeri boleh tapi umrah ga boleh. Umrah belum siap semuanya kalau dalam jumlah besar, kalau belum siap dalam jumlah kecil saja, termasuk yang berangkat perdana sekarang," katanya.