Presiden Mahmoud Abbas: Normalisasi UEA-Israel adalah Omong Kosong
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (Sumber: Commons Wikimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Mahmoud Abbas menyebut rakyat Palestina tak khawatir soal kesepakatan normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel. Baginya, kesepakatan tersebut hanyalah omong kosong belaka.

Melansir Reuters, Rabu, 19 Agustus, dalam penyataan publik yang pertama setelah kesepakatan bersejarah antara UEA dengan Israel yang disponsori oleh Amerika Serikat pekan lalu, Abbas menyebut ada unsur kesengajaan. Ia menuduh UEA sengaja mengabaikan rakyat Palestina yang hidup di bawah pendudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza.

"Kami tidak khawatir tentang omong kosong yang terjadi di sana-sini. Dan terutama dalam beberapa hari terakhir, ketika perjanjian tersebut melibatkan tiga negara, yakni UEA, Israel, dan Amerika Serikat (AS)," ungkapnya.

"Mereka (UEA) telah berpaling dari segalanya: hak-hak rakyat Palestina, negara Palestina, solusi dua negara, dan kota suci Yerusalem," tambahnya.

Atas dasar itu, Abbas kembali menuduh UEA telah berupaya mencari pembenaran atas kerja sama yang di jalan ketiga negara. Sebab, UEA tampak menggunakan alibi bahwa dengan kesepakatan tersebut, mereka justru membantu menghentikan rencana Israel untuk mencaplok Tepi Barat.

Kendati demikian, pejabat senior Palestina turut menghimbau pemerintah untuk mengadakan pertemuan Liga Arab, khusus membicara kesepakatan tersebut. Mereka yakin dengan adanya pertemuan, maka negara Arab yang datang akan membela Palestina.

Meski begitu, UEA sendiri telah menegaskan sedari awal jika kesepakatan dengan Israel tidak ditujukan untuk memprovokasi atau mengkhianati negara-negara Arab seperti Iran. Lewat Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash kesepakatan dengan Israel murni hak negaranya.

"Kesepakatan Uni Emirat Arab-Israel adalah hak kedaulatan kami, tidak untuk menyerang Iran. Kami tegaskan kembali, kami tidak menerima intervensi dari negara manapun dalam membuat keputusan," ujar Anwar Gargash pada 17 Agustus lalu.