Bagikan:

JAKARTA - Tiga kasus varian Omicron telah ditemukan di Indonesia. Sementara, ada pula tiga WNA China yang dinyatakan probable Omicron ditemukan saat transit di Manado.

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mengingatkan pemerintah untuk segera membatasi akses pelancong dari luar negeri ke Indonesia guna mencegah penularan varian Omicron COVID-19.

"Batasi dan perketat akses masuk pelancong dari luar negeri. Lakukan tes PCR, isolasi dan karantina secara ketat. Pastikan para pelancong yang datang ke Indonesia menjalani protokol kesehatan secara menyeluruh," ujar Netty kepada wartawan, Senin, 20 Desember.

Terlebih, lanjut anggota komisi bidang kesehatan itu, varian Omicron sudah masuk ke Indonesia. Di mana kasus pertama ditemukan pada seorang pasien COVID-19 berinisial N yang merupakan petugas kebersihan di Wisma Atlet Jakarta.

"Selain itu, tiga TKA China yang transit di Manado juga dinyatakan sebagai probable varian Omicron," kata Netty.

Menurutnya, kasus Omicron di Wisma Atlet harus menjadi sinyal bahwa ada yang menularkan pada petugas kebersihan. Entah di lokasi atau di lingkungan sekitar tempat tinggal yang bersangkutan.

Politikus PKS itu pun mendesak pemerintah segera melakukan tracing untuk menelusuri penyebarannya. "Jangan sampai kita kecolongan karena pembawa virus malah bebas berkeliaran di tengah masyarakat," tegas Netty.

Legislator Jawa Barat itu juga mendorong pemerintah agar mengedukasi masyarakat terkait gejala dan sifat dari varian Omicron. Serta agar masyarakat segera melapor pada pihak berwenang apabila menemukan kasusnya di lapangan.

"Jangan hanya ribut soal masuknya Omicron, tapi masyarakat tidak diberitahu bagaimana langkah mitigasinya," katanya.

Selain itu, sambung Netty, pemerintah harus meningkatkan kesiapsiagaan sarana dan prasarana faskes di dalam negeri. Termasuk obat, SDM, tenaga pendukung dan sebagainya sebagai antisipasi lonjakan kasus.

"Kita tidak berharap kasus Omicron meningkat, tapi bersiaga menghadapinya adalah wajib. Selain meningkatkan kesiagaan faskes, laju vaksinasi juga harus ditingkatkan, termasuk memastikan pengadaan vaksin dan distribusinya ke daerah-daerah secara proporsional," imbau Netty.

Apalagi, kata Netty, beberapa minggu ke belakang, laju vaksinasi justru menurun. Dia pun mempertanyakan program vaksin untuk anak 6 hingga 11 tahun dan juga vaksin booster. "Bagaimana bisa berjalan dengan baik jika mekanisme pengadaan vaksin belum clear? Jangan sampai di tengah jalan kita kehabisan stok vaksin," terang Netty.

Netty pun meminta Satgas COVID-19 agar jangan kendor mengajak peran serta publik dalam menjaga disiplin protokol kesehatan. Sebab kata dia, perang melawan COVID-19 ini hanya dapat dimenangkan dengan partisipasi dan kolaborasi optimal semua pihak, terutama masyarakat, dalam menjaga disiplin prokes di mana pun berada.

"Jangan sampai masyarakat merasa pandemi sudah berakhir dan euforia memuaskan dahaga berkumpul dengan abai prokes," tandas Netty.