JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat pada perdagangan Selasa 18 Agustus. Rupiah dibuka menguat tipis 0,22 persen atau 33 poin ke level Rp14.763 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, dolar AS terlihat melemah terhadap nilai tukar regional pagi ini.
"Tekanan terhadap dolar AS disebabkan oleh indikasi ketidakstabilan pemulihan ekonomi di AS dari data ekonomi AS yang dirilis semalam yaitu data indeks aktivitas manufaktur wilayah New York yang dirilis jauh di bawah proyeksi," ujar Ariston kepada VOI.
Adapun, tingkat imbal hasil obligasi yang rendah juga membuat dolar AS menjadi tidak menarik untuk saat ini. Sentimen negatif terhadap dolar AS ini bisa mendorong penguatan ke nilai tukar rupiah.
Namun di sisi lain, kata dia, pasar perlu mewaspadai faktor-faktor yang bisa menekan rupiah seperti ketegangan hubungan AS-China, kekhawatiran pandemi yang menekan pemulihan ekonomi dalam negeri dan data neraca perdagangan Indonesia bulan Juli yang di bawah ekspektasi.
"Rupiah hari ini berpotensi ada di kisaran Rp14.650-14.850 per dolar AS," ujar Ariston.
Pagi ini, hingga pukul 09.00 WIB, pergerakan mayoritas mata uang di Asia menguat. Hanya won Korea Selatan dan baht Thailand yang bergerak di zona merah di pagi ini.
Won Korsel terlihat turun 0,04 persen dan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia. Mengikuti di belakangnya, baht yang terlihat melemah 0,02 persen terhadap dolar AS.
Sementara itu, yen Jepang tepat berada di bawah rupiah setelah naik 0,27 persen. Disusul, dolar Taiwan yang menguat 0,17 persen terhadap dolar AS.
Kemudian ada peso Filipina dan ringgit Malaysia yang sama-sama terkerek 0,12 persen. Berikutnya, dolar Singapura terapresiasi 0,09 persen. Diikuti yuan China yang menajak 0,04 persen.