JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan momen dirinya bermain pingpong bersama CEO dan pendiri Meta yang dulunya bernama Facebook, Mark Zuckerberg. Dari saat itulah, dia menyadari kemajuan digital tidak bisa.
Cerita bermain pingpong bareng dengan Mark Zuckerberg itu disampaikan Jokowi saat meresmikan Gerakan Akselerasi Generasi Digital pada Rabu, 15 Desember.
"Saya ingat 2016 waktu bertemu Mark Zuckerberg di Amerika saya diajak main pingpong," kata Jokowi seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Dia bilang permainan pingpong ini dilakukan secara virtual menggunakan teknologi virtual reality (VR) Oculus Rift. Saat bermain itu, Mark mengatakan kepada Jokowi jika dunia akan berubah.
"Dia memberitahu saya, Presiden Jokowi, nanti dalam 10-15 tahun lagi akan muncul seperti kita main pingpong. Setiap orang nanti bisa membeli lahan virtual, bisa membangun bisnis virtual sendiri, dan ada mall virtual, game virtual, kantor virtual," tulisnya menirukan pernyataan Mark.
Saat itu, Jokowi mengaku dia tidak bisa membayangkan bagaimana mungkin dunia virtual terjadi. Namun, akhirnya eks Gubernur DKI Jakarta itu memahami jika kemajuan digital menjadi hal yang tidak mungkin bisa diterima.
"Saat itu saya belum bisa membayangkan seperti apa sebenarnya tapi sekarang saya bisa mengerti betul bahwa kemajuan digital ini tidak bisa kita cegah lagi dan sudah masuk," tegasnya.
Lebih lanjut, Jokowi mengungkap saat ini banyak perusahaan di dunia tengah berupaya untuk membangun teknologi raksasa digital. Ada beberapa contoh yang disebutkannya seperti Facebook yang berubah menjadi Meta, Epic Games, Roblox, dan Microsoft.
BACA JUGA:
Sementara di Tanah Air terdapat 2.319 start up yang terus bertambah setiap harinya. Selain itu, ada juga satu perusahaan decacorn, tujuh unicorn, dan banyak soonicorn.
Melihat kondisi ini, Presiden Jokowi kemudian meminta semua pihak bersiap menghadapi kemajuan teknologi. Tujuannya, agar Indonesia tidak ketinggalan dengan bangsa lain.
Apalagi Indonesia punya potensi pasar digital yang sangat besar saat ini. Di mana pada 2019, potensi pasar digital mencapai 40 miliar dolar Amerika Serikat.
Kemudian pada 2020, angka ini meningkat menjadi 47 miliar dolar Amerika Serikat dan naik menjadi 70 miliar dolar Amerika Serikat pada 2021 kemudian diprediksi menjadi 164 miliar dolar Amerika Serikat pada 2025 mendatang.
Tak hanya itu, Jokowi juga mengungkap konsumen digital pun naik 10,2 persen. Per oktober 2021, terdapat peningkatan transaksi e-money hingga 55 persen.
Sehingga, Jokowi ingin potensi itu dimanfaatkan dengan baik. "Saya sampaikan bahwa potensi pasarnya ini besar. Jangan diambil nanti orang lain," tegasnya.
"Kalau kita tidak bisa menyiapkan ini akan sulit sekali kita mengejar negara-negara lain," pungkas Jokowi.