JAKARTA - Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan (MBZ) menjamu Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pada Hari Senin, dalam pertemuan publik pertama antara penguasa de facto Uni Emirat Arab dan pemimpin Israel.
Duta Besar Israel untuk Abu Dhabi mengatakan, masalah Iran ada dalam agenda pembicaraan mereka, yang mengikuti formalisasi hubungan Israel-UEA tahun lalu di bawah inisiatif regional yang dipimpin Amerika Serikat.
Sementara keprihatinan bersama tentang aktivitas Iran adalah salah satu alasan untuk langkah diplomatik, UEA juga telah berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan Teheran.
Merilis foto Bennett dan Sheikh Mohammed tersenyum dan berjabat tangan, Kantor Perdana Menteri Israel menggambarkan pertemuan itu sebagai momen bersejarah, mengutip Reuters 13 Desember.
Sebuah pernyataan di kantor berita negara WAM mengatakan, Sheikh Mohammed menyuarakan harapan untuk 'stabilitas di Timur Tengah', menyebut kunjungan PM Bennet akan "memajukan hubungan kerja sama menuju langkah-langkah yang lebih positif demi kepentingan rakyat kedua negara dan kawasan."
Sementara itu, Palestina, yang diplomasinya dengan Israel terhenti sejak 2014, telah menyesalkan pemulihan hubungan Israel-Emirat.
Duta Besar Israel Amir Hayek menolak untuk menguraikan diskusi tentang Iran, tetapi dia mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel: "Perdana menteri tidak hanya datang ke sini semata-mata untuk mengatasi masalah Iran."
Dengan kekuatan dunia sekarang mencoba untuk memperbarui kesepakatan nuklir Iran, Abu Dhabi pekan lalu mengirim utusan ke Teheran. Sementara, delegasi AS dijadwalkan di UEA minggu ini untuk memperingatkan bank-bank Emirat terhadap ketidakpatuhan mengenai sanksi terhadap Iran.
Iran adalah musuh bebuyutan Israel, tetapi belum disebutkan secara terbuka oleh PM Bennett sejak ia berangkat pada Hari Minggu ke UEA, dengan janji untuk mempromosikan perdagangan bilateral dan bentuk-bentuk kerja sama sipil lainnya.
BACA JUGA:
Terpisah, surat kabar Israel Hayom, mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya, mengatakan Bennett diperkirakan akan memberi tahu Sheikh Mohammed tentang intelijen mengenai milisi dan pesawat tak berawak yang dipasok Iran di wilayah tersebut.
Diketahui, Israel bulan lalu memulai pembentukan pertahanan bersama melawan Iran dengan negara-negara Teluk Arab.
Hayek mengatakan penjualan militer ke UEA sedang dikerjakan, meskipun sumber industri Israel mengatakan sistem pertahanan udara Israel yang canggih belum ditawarkan.
"Israel bekerja sama dengan teman baru, dengan mitra untuk jangka panjang, dan pertimbangannya akan menjadi pertimbangan pertahanan dan juga pertimbangan bagaimana Anda bekerja dengan negara yang sangat, sangat, sangat bersahabat dengan Israel," tutur Hayek.
Untuk diketahui, perdagangan barang bilateral Israel-UEA mencapai hampir 500 juta dolar AS sejauh ini pada tahun 2021, naik dari 125 juta dolar AS pada tahun 2020, dengan diperkirakan akan terus berkembang pesat.