Bagikan:

JAKARTA - Komisi III DPR menyarankan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menggandeng Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk rencana menginvestigasi madrasah dan pesantren. Tujuannya mencegah kasus pemerkosaan terhadap 21 santriwati di Pesantren Manarul Huda Antapani, Bandung, Jawa Barat, terulang kembali

Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menilai, Kemenag bisa segera berkoordinasi dengan Polri dalam menjalankan investigasi. Sebab menurutnya, keterlibatan penegak hukum penting dalam memberi edukasi pada masyarakat pesantren terkait aspek pidana dari pelecehan seksual.

"Menurut saya Kementerian Agama tidak bisa bekerja sendiri dalam menjalankan investigasi ini, tapi perlu adanya pelibatan penegak hukum demi menciptakan sistem pengawasan dan pelaporan yang baik agar hal-hal serupa tidak terjadi," ujar Sahroni kepada wartawan, Senin, 12 Desember.

"Karena itu saya meminta agar Kemenag segera menjalin komunikasi dengan kepolisian, supaya nanti Polri juga dapat berkoordinasi langsung dengan aparatnya," sambungnya.

Politikus NasDem itu juga menilai perlu adanya peran semua elemen masyarakat dalam menangani masalah kekerasan seksual. Termasuk melindungi santri dan pesantren dari predator seksual. 

"Jadi dalam menghapuskan kekerasan seksual, memang pemerintah, polri, dan semua elemen pemerintah harus melindungi santri dan pesantren dari predator seksual," kata Sahroni.

Legislator dapil Jakarta itu pun mendukung Menteri Agama dalam melakukan investigasi dan pengawasan pada pesantren-pesantren lain di Indonesia.

"Jangan sampai pelecehan seksual ini seperti fenomena gunung es, di mana sebenarnya banyak terjadi. Tentunya kan kita tidak ingin lembaga pendidikan yang harusnya jadi tempat paling aman buat anak-anak mencari ilmu justru jadi sarang predator," kata Sahroni.

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyatakan Kemenag sedang melakukan investigasi ke semua lembaga pendidikan baik madrasah maupun pesantren.

"Yang kita khawatirkan ini adalah puncak gunung es. Kita menurunkan tim untuk melihat semua dengan melibatkan jajaran Kemenag di daerah masing-masing," kata Menag dalam keterangan pers, Sabtu, 11 Desember.

Dia menegaskan pihaknya akan melakukan mitigasi ke seluruh lembaga pendidikan madrasah dan pesantren. Sehingga tidak ada kasus seperti yang dialami 12 santri di Bandung.

"Kalau ada hal serupa kita akan lakukan mitigasi segera. Jadi jangan tunggu kejadian dulu baru bergerak. Semua lembaga pendidikan akan kami lakukan investigasi," tegasnya.

Menurut Menag, kasus dugaan perkosaan yang dilakukan salah seorang pimpinan pesantren di Bandung kini menjadi masalah bersama.