Bagikan:

JAKARTA - Seorang wanita Prancis telah didenda sebesar 1.200 euro atau sekitar Rp19.477.674 karena menyebabkan kecelakaan besar di Tour de France dengan melambaikan tanda kardus di jalur pengendara.

Kelompok pebalap utama (peloton) berada 45 kilometer dari akhir etape pertama Tour de France 2021, ketika papan tanda yang dibawa wanita tersebut mengenai pebalap Jerman Tony Martin.

Tak pelak, sang pebalap langsung jatuh ke tanah dan menyebabkan lusinan pengendara lain mengikutinya, dalam salah satu kecelakaan terburuk yang pernah terjadi di salah satu turnamen balap sepeda bergengsi tersebut.

Wanita berusia 31 tahun itu juga diperintahkan untuk membayar denda simbolis sebesar satu euro kepada asosiasi pengendara sepeda profesional Prancis.

Identitas wanita itu, yang menjadi penonton di perlombaan elite, dirahasiakan setelah dia menjadi sasaran kecaman di dunia maya, kantor berita AFP melaporkan, seperti dikutip dari BBC 10 Desember.

Rekaman video dari insiden tersebut, yang terjadi pada bulan Juni, telah dibagikan secara luas secara online.

Wanita itu terlihat memegang papan bertuliskan "nenek dan kakek" dalam bahasa Jerman. Dia memalingkan muka dari peloton yang datang ke arahnya dan tidak melihat mereka mendekat, sambil memegang tandanya terlalu mendekat ke jalan.

Tabrakan itu menghentikan balapan, yang berlangsung antara Brest dan Landerneau di barat laut Prancis, selama lima menit, sementara sepeda dan pengendaranya diurai dan dibersihkan dari jalan.

Akibat kecelakaan itu, dua pebalap harus mengakhiri keikutsertaannya dalam perlombaan balap sepeda bergengsi tersebut. Sementara, delapan pebalap lainnya dirawat karena cidera.

Beberapa orang akhirnya harus mundur dari balapan, termasuk pebalap Spanyol Marc Soler, yang kedua tangannya patah. Sementara, wanita itu menyerahkan diri ke tahanan polisi beberapa hari kemudian.

Jaksa sebelumnya telah meminta hukuman penjara empat bulan yang ditangguhkan untuk wanita itu, menuduhnya membahayakan nyawa dan menyebabkan cedera yang tidak disengaja.

Di pengadilan, jaksa Solenn Briand mengungkapkan wanita tersebut telah menyatakan penyesalannya, dan mengakui betapa berbahayanya perbuatan yang dilakukannya saat lomba berlangsung.

Menariknya, sejak insiden tabrakan itu terjadi, direktur balapan bergengsi ini Christian Prudhomme telah mengambil sikap berdamai.

"Dia melakukan sesuatu yang gila, dia bukan teroris. Kami hanya ingin orang-orang berhati-hati ketika mereka datang ke Tur, dan mengingat mereka ada di sana untuk melihat para juara dan bukan untuk tampil di televisi," singkatnya.