Anggota DPR Termuda Hillary Brigitta Siapkan Kocek Pribadi untuk Jasa Pengamanan TNI
Hillary Brigitta Lasut (Foto via Instagram pribadi)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi NasDem, Hillary Brigitta Lasut, menegaskan permintaan bantuan pengamanan TNI dilakukan secara mandiri tanpa meminta fasilitas dari negara.

Menurutnya, permintaan itu sudah sesuai dengan Permen Nomor 85 Tahun 2014. Di mana, belied itu mengatur tentang tenaga profesi prajurit TNI yang bertugas di luar Institusi Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia.

"Kalau setahu saya tidak tertera jelas (di Permen 85/2014). Tapi kalau dengan saya, kesejahteraan prajurit dan biaya hidupnya jelas menjadi tanggung jawab saya pribadi sehingga mengurangi beban pengeluaran negara juga," ujar Hillary kepada VOI, Kamis, 2 Desember.

"Jadi tidak ada yang namanya minta bantuan pengamanan gratis," sambungnya.

Legislator dapil Sulawesi Utara itu menggarisbawahi, bahwa permintaan bantuan pengamanan TNI dibuat secara pribadi, bukan menggunakan embel-embel anggota DPR dari Partai NasDem. Sehingga menurutnya, tidak perlu meminta izin untuk keperluan pengawalan mandiri ke Fraksi NasDem DPR RI.

"Ini urusan saya secara pribadi terkait keamanan saya, karena kasus di dapil. Sehingga saya tidak memohon ijin kepada fraksi," jelasnya.

"Permohonan mandiri yang saya lakukan terkait keamanan saya dan keluarga bukan urusan fraksi, sehingga tidak perlu menambah beban partai mengurusi kekhawatiran dan dampak dari keputusan saya untuk pengamanan saya dan keluarga," tambah Hillary.

Hillary lantas menyinggung jika ada pejabat yang tidak punya persoalan sensitif justru dikawal personil bersenjata lengkap namun tidak permasalahkan. Namun, ia tak menyebut siapa yang dimaksud.

"Lucu ketika seorang pejabat, lelaki sehat dan tidak banyak mengkritik atau berurusan dengan kelompok ekstrim berbadan besar datang dengan kebesaran dan patroli lengkap bersenjata, dan tidak dipermasalahkan oleh siapa pun," sindir Hillary.

Oleh karena itu, menurutnya adalah wajar jika ia yang seorang wanita berusia 25 tahun dan tengah mengurusi kasus serius, serta sering berselisih paham dengan orang kuat meminta bantuan pengamanan dari TNI. Apalagi, ada kekhawatiran dari keluarganya.

Dia menegaskan, permintaannya ini bukan untuk ajang gagah-gagahan dan bersikap arogan. Tapi murni kebutuhan karena tengah memperjuangkan tugasnya sebagai wakil rakyat.

"Saya meminta bantuan pengamanan karena ayah saya yang jauh khawatir dengan gerakan politik pribadi saya, yang sering bentrok dengan banyak pihak. Saya tidak ingin dibatasi ketika bekerja untuk masyarakat hanya karena ketakutan diancam, dianggap remeh perempuan. Malah dianggap mau arogan dan sombong-sombongan," kata Hillary.

"Saya perempuan yang sudah jadi rahasia umum mau dianggap setara secara kapasitas mental dan gagasan saja sudah sulit, apalagi memperjuangkan sesuatu yang krusial seperti kasus tanah, dan sebagainya," lanjutnya.

Hillary menambahkan, bahwa apa yang dilakukannya sudah sesuai prosedur dan aturan gang berlaku.

"Saya melakukan semua sesuai prosedur malah heboh. Kalau unprosedural memang tidak akan ramai, tapi idealisme saya yang saya pertahankan selama ini yang nanti runtuh," tandas Hillary.