JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyebut, penindakan terhadap pelaku korupsi terus dilakukan hingga saat ini. Namun, dirinya tak habis pikir mengapa korupsi masih terus terjadi di Tanah Air.
"KPK betul-betul konsentrasi untuk melakukan pemberantasan korupsi sampai-sampai saya dan pimpinan lain begitu kami dilantik, kami susun, kami lakukan evaluasi, penangkapan sudah banyak, OTT ada tapi korupsi masih ada. Kalau begitu di mana yang harus kita lakukan," kata Firli dalam kegiatan Seminar Nasional: Transformasi Perizinan Berbasis Risiko pada Sektor Pertambangan yang ditayangkan di YouTube KPK RI, Rabu, 1 Desember.
Meski merasa heran dan mempertanyakan kondisi ini, Firli mengaku pihaknya telah menyiapkan tiga strategi untuk melakukan pemberantasan korupsi. Salah satunya adalah berupaya mendidik masyarakat dan terus melakukan pencegahan.
Eks Deputi Penindakan KPK ini mengatakan pendidikan antikorupsi kepada masyarakat menjadi hal penting. Penyebabnya, dengan cara ini, nilai antikorupsi bisa ditanamkan ke dalam masyarakat.
"Akhirnya KPK menentukan tiga strategi untuk melakukan pemberantasan korupsi, termasuk kegiatan hari ini adalah upaya pendidikan masyarakat dan pencegahan tindak pidana korupsi," ungkap Firli.
BACA JUGA:
"Kenapa melakukan kalimat pendidikan masyarakat menjadi penting karena satu landasannya adalah karena kita ingin ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, yang kedua karena melalui pendidikan kita akan tanamkan nilai-nilai anti korupsi. Dengan pendidikan masyarakat kita akan bangun karakter karakter budaya anti korupsi," imbuhnya.
Lewat berbagai pendekatan ini, KPK berharap tak ada lagi perilaku korup di Indonesia. Apalagi, karakter dan budaya antikorupsi sudah tertanam di diri masyarakat.
"Dengan karakter tadi maka akan timbul budaya antikorupsi dan budaya antikorupsi ini akan berubah menjadi peradaban antikorupsi," pungkasnya.