DENPASAR - Puluhan pelajar SD-SMP terkonfirmasi COVID-19 setelah Pemkot Denpasar, Bali, melakukan tes PCR. Sekolah pun ditutup 2 pekan.
"Ada 31 siswa dan 6 guru (Positif Covid-19), sejak tanggal 11 November dilakukan uji simpling secara acak," kata Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Denpasar, Bali, Dewa Gede Rai saat dihubungi, Senin, 29 November.
Menurutnya, para siswa dan guru itu masuk kategori orang tanpa gejala (OTG). Siswa dan guru dari 15 sekolah SD-SMP di Denpasar itu kini menjalani isolasi mandiri.
"Dari 31 itu, sekitar 15 sekolah. Kita lakukan tes sesuai SOP dari Kementerian Pendidikan dan Kementrian Kesehatan, sejak dilakukan opsi PTM terbatas itu, harus wajib melakukan sampling swab terhadap siswa yang melakukan PTM. Dari uji swab yang kita lakukan secara acak atau pun sampling ada sekitar 1.470 siswa dan 479 guru, kita temukan ada 31 siswa dan 6 orang guru (positif COVID-19)," paparnya.
Menurut Gede Rai, sejak digelarnya pembelajaran tatap muka (PTM) pada tanggal 1 Oktober, ratusan sekolah di Denpasar, sudah melaksanakan PTM yang diikuti ibuan dan ratusan guru.
Kemudian pada tanggal 11 November dilakukan uji tes PCR secara acak kepada ribuan siswa dan ratusan guru.
BACA JUGA:
Dari sekolah yang diketahui siswa dan gurunya positif COVID-19 maka aktivitas belajar mengajar disetop sementara selama dua pekan.
"Sejak ditemukan pada tanggal 11 November, iya sekolah tutup dua Minggu. Kalau, tidak ditemukan tetap lanjut dengan PTM terbatas," ujar Gede Rai.
Menurutnya, siswa terpapar corona bisa terjadi di lingkungan sekolah, keluarga atau tempat bermain.
"Dengan adanya temuan ini, sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis), kita lebih berhati-hati dan waspada dan prokes itu diterapkan, di mana saja tidak hanya di sekolah, aktivitas keluar rumah ketika ke tempat-tempat umum atau keramaian, itu prokes wajib dilaksanakan dengan disiplin dan ketat. Karena penularan bisa terjadi di mana saja, ketika kontak erat dengan orang lain," ujar Gede Rai.