MATARAM - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menyatakan sebanyak 12 sekolah, baik SMA, SMK dan sekolah luar biasa (SLB) di Nusa Tenggara Barat ditutup sementara dari aktivitas belajar mengajar akibat siswa dan gurunya terpapar COVID-19.
"Sampai saat ini ada 12 sekolah yang kita tutup sementara. Ada SMA, SMK dan SLB," kata Kepala Disdikbud NTB, Aidy Furqan di Mataram, Antara, Selasa, 15 Februari.
Sebanyak 12 sekolah yang ditutup sementara tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, seperti di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, dan Sumbawa serta satu SLB di Kabupaten Lombok Barat.
"Total anak yang terpapar COVID-19 ada 39 orang. Itu belum dengan guru dan jumlahnya pun hampir sama dengan siswa yang terpapar. Kalau SLB itu gurunya yang terpapar," katanya.
Ia menjelaskan dari puluhan siswa dan guru yang terpapar COVID-19, pihaknya tidak mengetahui dari mana para siswa dan guru tersebut bisa terpapar. "Apakah terpapar di sekolah atau ketemu di luar itu kita enggak tahu," katanya.
Menurut dia, menindaklanjuti banyaknya siswa dan guru yang terpapar COVID-19, dan sesuai dengan SKB 4 Menteri, selain penutupan sekolah sementara, pihaknya juga sudah membuat kebijakan untuk tidak memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh mulai Jumat, 11 Februari lalu.
BACA JUGA:
Meski PTM tidak secara penuh, menurut dia, pembelajaran tetap dilaksanakan, namun disesuaikan dengan kondisi level wilayah masing-masing.
"Karena Mataram sudah masuk Level 3 dan sekolah ada yang positif, maka kita tutup 3x24 jam atau 5x24 jam sesuai SKB 4 Menteri. Tapi itu sifatnya sementara, apalagi untuk siswa kelas akhir tetap harus belajar karena mereka dua bulan lagi belajarnya sebelum melaksanakan ujian akhir," katanya.
Namun demikian, terlepas dari itu pihaknya mengimbau kepada seluruh siswa dan guru untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan menjaga lingkungan sekolah sehingga terhindar dari paparan COVID-19.
"Prokes tidak boleh diabaikan supaya kita jangan kalah oleh pandemi ini," demikian Aidy Furqan.