SURABAYA - Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Surabaya kembali memberlakukan pembelajaran jarak jauh atau daring setelah 63 orang yang terdiri dari 58 siswa dan lima guru dinyatakan positif COVID-19.
Kepala MAN Surabaya, Fathorrakhman membeberkan terjangkitnya puluhan siswa dan lima guru ini diketahui dari wali murid yang lapor kalau anaknya positif COVID-19.
"Sekolah pun melakukan tes usap PCR terhadap satu kelas, yakni kelas 12 MIPA 6 pada Jumat (28/1). Hasilnya ada 15 siswa dan dua guru terkonfirmasi positif COVID-19," ujar dia dilansir Antara, Rabu, 2 Februari.
Selanjutnya, sekolah melakukan tes usap PCR untuk 363 siswa kelas 12, serta 25 guru dan karyawan pada Senin, 31 Januari hingga ditemukan 46 orang positif COVID-19.
"Saya koordinasi dengan pihak Satgas COVID-19 dan puskesmas. Sebanyak 11 siswa positif tersebut menjalani isolasi di asrama haji. Sisanya isolasi mandiri," ucapnya.
Saat ini, kata Fatur, kondisi siswa telah membaik. Bahkan, empat siswa yang isolasi di Asrama Haji telah pulang, namun tetap wajib menjalani perawatan lebih lanjut di rumah.
BACA JUGA:
Siswa dan guru yang memilih menjalankan isolasi mandiri di rumah dikabarkan kondisinya juga terus membaik.
"Dikiranya hanya demam biasa. Tapi setelah tes usap PCR kok positif, akhirnya kami minta segera isolasi," kata dia.
Sementara itu, untuk siswa kelas 10 dan 11, sekolah telah mengirimkan surat ke para wali murid kalau diterapkan pembelajaran jarak jauh.
Model pembelajaran ini akan digunakan hingga Senin, 7 Februari 2022, dan tidak menutup kemungkinan diperpanjang hingga perkembangan lebih lanjut.
"Jika nanti PTM kembali, kami akan buat model blanded learning dengan sistem bertahap," tutur dia.