Kota Banjarmasin: Kita Putuskan Tahun Ini Tidak Ada Pembelajaran Jarak Jauh, 100 Persen Siswa Masuk Kelas
Kadisdik Kota Banjarmasin Totok Agus Daryanto.(Foto: Sukarli/Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menyatakan tidak membuka opsi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada semester genap tahun 2021/2022.

Menurut Kepala Dinas Pendidikkan Kota Banjarmasin Totok Agus Daryanto, dalam surat edaran yang sudah dikeluarkan pada 3 Januari 2022, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) penuh diterapkan di semua kelas, tidak ada lagi PJJ.

"Jadi, kita putuskan secara resmi tahun ini tidak ada PJJ lagi, 100 persen siswa masuk kelas mengikuti pembelajaran," ujarnya di Banjarmasin, dilansir Antara, Selasa, 4 Januari.

Namun demikian, kata Totok, jika siswa terkonfirmasi positif COVID-19 atau sakit dengan gejala COVID-19 dan atau kontak erat dengan orang terkonfirmasi positif COVID-19 tetap dilayani dengan PJJ.

"Pengecualiannya hanya ini, kalau orang tua siswa tidak setuju PTM tanpa ada kondisi di atas, kita tidak membuka opsi PJJ," tuturnya.

Dia menyampaikan kebijakan ini berlaku dari PAUD/TK, SD dan SMP, baik negeri maupun swasta, terhitung sejak 3 Januari 2022.

Menurut dia, Disdik Banjarmasin memutuskan PTM penuh dilaksanakan dengan durasi waktu maksimal 6 jam sehari, itu pun disesuaikan dengan jenjang dan tingkat kelas siswa.

Meski kasus COVID-19 di Kota Banjarmasin sudah melandai, lanjutnya, pelaksanaan PTM tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin dengan pendekatan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan).

Totok mengatakan sekolah dengan jumlah siswa besar dapat membuat jadwal kedatangan maupun kepulangan siswa pada masing-masing kelompok belajar untuk menghindari kerumunan pada saat pengantaran dan penjemputan.

Namun, kata Totok, PTM akan dihentikan sementara atau dialihkan PJJ selama 14 hari jika terjadi klaster penularan COVID-19 di satuan pendidikan itu atau angka tertular COVID-19 di warga satuan pendidikan itu 5 persen atau lebih. "Untuk PTM penuh ini pastinya akan ada evaluasi agar lebih baik lagi, kita juga akan terus monitoring," ucapnya.