Bagikan:

GUNUNGKIDUL - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membenarkan laporan tujuh siswa Sekolah Luar Biasa Negeri I Wonosari terkonfirmasi COVID-19 akibat pelaksanaan pembelajaran tatap muka.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan berdasarkan tes usap acak di beberapa sekolah, hasilnya ada siswa sekolah terkonfirmasi COVID-19, yakni beberapa siswa di SLB Negeri I Wonosari.

"Benar. Siswa SLB di Wonosari. Sedangkan sekolah lainnya, hasilnya belum keluar," kata Dewi dikutip Antara, Kamis, 25 November.

Untuk pencegahan penularan di SLB Negeri I Wonosari, lanjut Dewi, pihaknya melakukan upaya tracing testing dan treatmen terus dilakukan. 

“Tentunya kami akan telusuri warga yang kontak erat dengan siswa yang positif,” katanya.

Dia juga mengatakan penambahan kasus harian COVID-19 di Gunungkidul masih fluktuatif. Kondisi saat ini, penularan COVID-19 di Gunungkidul masih landai. Warga diminta tetap mematuhi protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Kami mengimbau kepada masyarakat tidak boleh abai dan harus disiplin menjalankan protokol kesehatan untuk melawan COVID-19," katanya.

Sementara itu, Kepala SLB Negeri I Wonosari Widi Pranyata mengatakan total ada 174 siswa dan 52 karyawan dan guru. Hingga Kamis, 25 November, sudah ada 129 anak yang menjalani tes usap massal. Adapun hasilnya, tujuh siswa dinyatakan positif COVID-19.

Menurut dia, swab massal dilakukan berdasarkan kegiatan tes usap acak di sekolah. Sesuai dengan program, awalnya pengetesan akan dilakukan secara acak. Namun demikian, setelah ada koordinasi dengan puskesmas diputuskan tes usap dilakukan secara menyeluruh kepada seluruh siswa, karyawan maupun guru.

“Masih ada yang belum dites dan sisanya akan tes usap pada Senin (29/11) dan Selasa (30/11),” kata Widi.

Dia mengatakan ketujuh siswa yang dinyatakan positif COVID-19 berasal dari sejumlah kecamatan seperti Semanu dan Ponjong. Selain itu, saat dinyatakan tertular, para siswa dalam kondisi baik karena tanpa ada gejala.

“Contohnya dua siswa yang berada di asrama, meski dinyatakan positif kondisinya tetap sehat,” ungkapnya.

Dampak adanya siswa yang positif, maka pembelajaran tatap muka di SLB Negeri 1 Wonosari dihentikan sementara waktu. Adapun para siswa juga sudah menjalani isolasi mandiri.

“Kami kembali menerapkan pembelajaran jarak jauh. Rencananya sampai 6 Desember, tapi itu masih sangat situasional karena bergantung dengan hasil tes usap lanjutan,” katanya.

Widi berharap penularan di lingkungan sekolah bisa segera ditanggulangi, sehingga kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dapat dilanjutkan. 

“Mudah-mudahan tidak ada lagi siswa, guru atau karyawan yang tertular COVID-19," harapnya.