Kurangi Serangan Burung Terhadap Pesawat, Bandara Amsterdam Manfaatkan Babi di Antara Landasan Pacu
Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda, (Wikimedia Commons/Mark Brouwer)

Bagikan:

JAKARTA - Babi mungkin tidak benar-benar terbang, tetapi mereka mungkin memiliki peran untuk menjaga keamanan perjalanan udara.

Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda telah mempekerjakan 20 hewan sebagai bagian dari proyek percontohan, tujuannya untuk mengurangi jumlah serangan burung di pesawat.

Tabrakan antara pesawat dan burung yang lebih besar, seperti angsa, dapat menimbulkan bahaya serius, terutama jika hewan tersedot ke dalam mesin.

"Bandara Schiphol melaporkan sekitar 150 serangan burung pada tahun 2020," sebut

juru bicara bandara Willemeike Koster kepada CNN seperti dikutip 24 November, menyebut penggunaan babi merupakan salah satu cara yang diambil pihak bandara untuk menurunkan angka tersebut.

Dalam program ini, babi akan dilepaskan untuk mencari makan di lahan seluas lima hektar di mana bit gula baru-baru ini dipanen di antara dua landasan pacu, sebut bandara dalam siaran pers yang mengumumkan proyek tersebut pada bulan September.

Babi-babi itu disediakan oleh Buitengewone Varkens, sebuah perusahaan peternakan babi kecil yang memelihara hewan di luar ruangan.

Bandara Schiphol mendekati perusahaan dan bertanya apakah babi bisa datang dan memakan sisa tanaman, yang menarik angsa dan burung lainnya, terang salah satu pemilik Stan Gloudemans.

bandara schiphol
Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda. (Wikimedia Commons/Cjh1452000)

Manfaat pertama adalah, babi membantu membuat area tersebut kurang menarik bagi burung dengan menghilangkan sumber makanan, kata Gloudemans.

Manfaat kedua adalah, fakta bahwa sebagai pemakan daging, babi juga akan mencoba menangkap angsa yang mendarat di ladang untuk beristirahat, tambahnya.

"Sementara babi tidak bisa bergerak cukup cepat untuk benar-benar menangkap angsa, upaya mereka untuk melakukannya berarti mereka bertindak seperti orang-orangan sawah yang hidup dan menakut-nakuti burung," jelasnya.

Peternakan Gloudemans menghasilkan sekitar 300 anak babi per tahun. Mereka biasanya dikerahkan di sekitar Belanda untuk membersihkan gulma atau sisa tanaman dari panen, bukan sebagai bagian dari langkah-langkah keamanan pesawat.

"Ini adalah pertanyaan yang paling aneh. Lain kali mungkin mereka akan meminta saya untuk menjauhkan pencuri atau semacamnya," tukas Gloudemans.

Bandara Schiphol mengatakan, keberhasilan proyek akan diukur dengan menganalisis aktivitas burung di daerah tersebut selama babi ada, dibandingkan saat tidak ada babi.

Untuk diketahui, bandara ini telah mempekerjakan 20 pengontrol burung yang bekerja sepanjang waktu untuk menjauhkan burung, menggunakan teknologi seperti sinar laser dan suara. Bandara juga menanam jenis rumput khusus untuk membuat daerah itu tidak menarik bagi burung, sebut Koster.

Proyek percontohan yang berlangsung selama enam minggu berakhir pada minggu pertama November, tukas Koster, menambahkan itu "informatif." Data yang dikumpulkan akan diperiksa dalam beberapa bulan mendatang, dan keputusan tentang penggunaan babi dalam jangka panjang diharapkan awal tahun depan.