Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut cakupan vaksinasi COVID-19 di Ibu Kota sudah tinggi. Namun Anies menyoroti kendornya protokol kesehatan di sejumlah tempat umum seiring dengan penerapan PPKM Level 1.

"Masyarakat yang terekspos dengan virus SARS-CoV-2 itu presentasenya sudah tinggi. Yang kedua, sudah mengalami vaksinasi dengan angka baksinasi yang presentasenya tinggi. Tantangannya adalah banyak tempat mulai kendor," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 25 November.

Anies menjelaskan, saat ini tingkat pemanfaatan teknologi dalam penerapan protokol kesehatan sudah tinggi. Pemerintah menerapkan aturan mobilitas warga menggunakan scan aplikasi PeduliLindungi dan JAKI (di Jakarta) untuk keluar-masuk setiap tempat umum.

Sayangnya, banyak pengelola yang tak patuh. Kata Anies, pengelola tempat seperti mal dan pusat perbelanjaan tak menerapkan scan pengunjung secara menyeluruh karena merasa situasi COVID-19 terkendali.

"Rasanya sudah aman, sehingga masuk mal, sudah masuk saja. Nanti rombongan lima orang, tiga di-scan, dua enggak. Ini kan praktik di lapangan mulai kendor begini. Ada juga tempat yang ketika aplikasinya enggak jalan, lalu ia sistemnya down. Ya jangan, sistemnya harus semua orang diperiksa," jelas Anies.

Karena itu, Anies mengimbau semua pihak pengelola tempat dan fasilitas umum untuk mengetatkan kembali penerapan protokol kesehatan seperti penggunaan PeduliLindungi dan ikut serta melakukan vaksinasi.

"Imbauannya, semua fasilitas kembali mendisiplinkan. Kalau ada orang masuk harus scan, kalau ada orang keluar juga harus scan. Sehingga, masyarakat merasa aman datang sebuah tempat karena tahu semua sudah terdeteksi menggunakan sistem PeduliLindungi yang ada," jelas Anies.

"Bagi yang belum vaksin segera tuntaskan. Siapa yang belum vaksin, banyaknya orang tua dan anak-anak. Bagi orang dewasa, cek, apakah ada orang tuanya, pamannya, kakek yang belum supaya vaksin," imbuh dia.