Di depan Deddy Corbuzier, Anies Baswedan Respons Ragam Kritik Soal Formula E: Buat Apa Lagi Saya Jawab?
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Tangkap Layar Youtube Deddy Corbuzier)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya buka suara menjawab ragam kritik soal Formula E. Selama ini saat dikonfirmasi awak media, Anies terkesan menutup diri, menghindar atau memberikan respons singkat untuk menjawab. 

Respons paling baru Anies soal Formula E terjadi usai menemui massa buruh yang melakukan demonstrasi kenaikan UMP 2022 di Balai Kota DKI. Anies menjawab singkat dengan bahasa Inggris, "Nice try," pada Kamis, 18 November lalu saat ditanya perkembangan Formula E. 

Beberapa kritik yang dilontarkan pada ajang mobil bertenaga listrik mulai dari belum ditentukannya arena balap, anggaran commitment fee yang terlampau tinggi, studi kelayakan (feasibility study), utang pada bank sampai keuntungan yang diperoleh Jakarta dalam menggelar ajang tersebut.

Pada acara podcast Deddy Corbuzier yang diunggh di Youtube, Rabu, 24 November, Anies menjawabnya. Tapi, Anies tidak menjelaskan secara detail kritik yang selama ini disampaikan.

Misalnya, soal anggaran yang disebut terlampau mahal dibandingkan negara lain. Anies menyebut, jawabannya sudah diberikan. Sayangnya, si penanya tidak pernah mencari tahu.

"Gini, kalau statement-statement (anggaran yang mahal, red) itu sudah ada jawabannya, tapi yang menanyakan tidak pernah tahu jauh, buat apa lagi saya jawab?"

"Ini adalah program dari Pemprov DKI Jakarta, ada Perda masuk dalam anggaran. Kita punya kewajiban melaksanakan Perda. Dan kalau sebuah program itu sudah ada dalam APBD, kita ini atas perintah konstitusi, harus melaksanakan. Di mana letak masalahnya,?" tegas Anies.

Anies mengklaim, sebelum Formula E digelar semuanya telah disampaikan ke publik. Tidak ada yang ditutup-tutupi oleh Pemprov DKI Jakarta. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyebutkan, Formula E sudah menjadi konsensus dalam rapat bersama DPRD DKI. Karena itu menjadi aneh bila ada fraksi DPRD yang mengajukan interpelasi.

"Bayangkan interpelasi sebuah program yang ditetapkan oleh DPRD. Itu di dalam sidang-sidang DPRD dibahas di situ, disetujui bersama kemudian ditetapkan, ditetapkan anggarannya. kenapa uangnya bisa ke luar? Kan sudah dimasukkan di pos anggaran di APBD. Kapan itu? Pada 2019. Harusnya dilaksanakan 2020. Kenapa tidak terlaksana? Karena COVID, simpel. Kemudian kenapa sekarang ditunda? Jadi 2021 masih COVID. Karena itu dilaksanakan tahun depan," terang Anies.

Termasuk arena balap Formula E. Menurut Anies, lokasi ditentukan bersama Formula E Operation (FEO) baru kemudian diumumkan ke publik.

"Jadi kalau di mananya itu akan ditentukan bersama sama FEO. Mereka nanti yang akan menentukan. Beberapa lokasi sudah dibicarakan. Mereka nanti akan mengumumkan baru nanti kita bisa keluarkan. Jadi ini sesuatu yang sudah ditetapkan, sesuatu terbuka. semuanya ada. Apa pun, uang ke luar masuknya ada, catatannya ada,"

"Kemarin ada yang bilang pinjam ke bank. Pinjam ke bank itu ada catatannya. Enggak mungkin melakukan pinjaman enggak sesuai aturan. Pinjaman ini bridging fund sebetulnya. Karena uangnya dari APBD-nya belum cair, maka langsung dibalikin, kan cuma 2 bulan," terang Anies.