Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengaku dirinya ditelepon oleh wanita yang terlibat cekcok dengan ibunda Anggota DPR RI Arteria Dahlan di Bandara.

Prasetyo mengaku sang wanita pemaki ibu Arteria Dahlan menelepon dia saat mengetahui Arteria merupakan kader PDIP. Saat itu, pihak perempuan meminta Prasetyo sebagai rekan satu partai untuk mencarikan jalan damai.

"Karena mengetahui di partai yang sama jadinya menelpon. Makanya spontan saya menengahi kedua belah pihak. Karena ini sama-sama teman nih," kata Prasetyo kepada wartawan, Selasa, 23 November.

Prasetyo lalu menelepon Arteria. Kepada Arteria, ia mengaku tidak membela salah satu pihak. Prasetyo justru berharap kedua belah pihak dapat menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.

“Kita ini kan orang timur. Menghormati orangtua. Saya juga mendidik anak-anak supaya menghargai orangtuanya. Orang timur juga mengedepankan kekeluargaan untuk menyelesaikan persoalan. Saya berharap tuntas dengan baik lah. Harus dibicarakan dengan baik dan bisa saling memaafkan," jelas Prasetyo.

Sebagai informasi, Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan bersama ibunda terlibat perselisihan hingga cekcok mulut dengan seorang wanita yang mengaku keluarga jenderal TNI bintang tiga di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

Arteria mengaku duduk di kursi ekonomi dalam penerbangan tersebut, tepat di belakang kursi kelas bisnis. Arteria menyebut rombongannya kemudian dianggap menghalangi jalan.

"Kita kan sama-sama di ekonomi, pas di belakang bisnis. Entah kenapa kami dianggap menghambat jalan, (tapi) pintunya belum dibuka," kata Arteria.

Arteria menyebut wanita mengaku anak jenderal TNI itu ingin terlihat berbeda dan dia tidak masalah dengan hal itu. Arteria menekankan dirinya dan keluarga tidak menghalangi jalan, apalagi ibunya berusia 80 tahun.

"Dia ingin memperlihatkan dia agak berbeda. Tapi kita kan tidak mempermasalahkan. Dia bilang barang bawaan saya banyak, orang saya bertiga bawa koper dua, wajar kan?" kata Arteria.

Arteria menyebut barang bawaannya sudah difoto-foto oleh polisi. Namun Arteria heran tasnya sampai disepak.

"Orang tua saya 80 tahun, dia butuh penyangga tulang itu, memang harus kita bawa, ditenteng-tenteng begitu. Kalau kami kelebihan, itu ada otoritasnya," imbuh politikus PDIP itu.

Menyoal kabar si wanita yang meminta bantuan pada Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi untuk 'dibekingi', Arteria pun menjelaskan. Dia diminta untuk berdamai dengan wanita 'arogan' itu karena kenal dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Iya waktu di telepon, kan dia bilang kenal sama Bu Megawati, saya bilang enggak ada masalah, pastinya saya takutlah sama Bu Mega, karena kami semua tegak lurus sama beliau. Tiba-tiba Pak Pras telepon 'udah damai aja' Anda tahu masalahnya enggak? Dia nyebut ini orang siapa-siapa-siapa, waktu dulu saya kan mahasiswa saya dikejar-kejar tentara untuk memperjuangkan yang seperti ini, arogansi-arogansi yang berlebihan lah, itu aja kita enggak punya apa-apa. Saya enggak punya uang, kekuasaan, dan jaringan," papar Arteria.