Kasus Wanita Pemaki Ibunda Arteria Dahlan: Mobil Dinas Milik Kodam Jayakarta Hingga Bersama Brigjen di Bandara
Politisi PDIP Arteria Dahlan (Foto: Instagram @arteriadahlan)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan bersama ibunda terlibat perselisihan hingga cekcok mulut dengan seorang wanita yang mengaku 'keluarga jenderal TNI bintang tiga' di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). 

Politikus PDIP itu juga meminta bantuan Puspom TNI, MKD DPR hingga anggota Komisi I DPR dari PDIP yang juga mantan perwira tinggi AD, TB Hasanuddin guna mencari sosok TNI jenderal tiga yang dimaksud si wanita.

 

"Ya nanti kita carikan, saya sudah minta tolong ke Puspom dan teman-teman Puspom juga sudah bekerja. Saya ditanyakan ke Pak TB Hasanuddin, ke MKD akan mengawal ini juga, akan koordinasi mana yang ke Puspom TNI, mana yang pidananya ke Polres Bandara Soetta," ujar Arteria di Gedung DPR, Senin, 22 November. 

 

Lantas, sudah kah diketahui sosok jenderal tersebut?

 

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin sudah menyelidiki pelat mobil TNI yang ditumpangi wanita tersebut. Terdapat sejumlah temuan mengejutkan.

Diketahui, mobil berpelat TNI AD yang digunakan wanita mengaku anak jenderal TNI itu bernomor 75194-03. Hasanuddin mengatakan, mobil tersebut merupakan kendaraan dinas milik Kodam Jayakarta.

"Kendaraan tersebut digunakan oleh Brigjen TNI yang kini telah pindah tugas ke BIN," kata Hasanuddin, Senin, 22 November.

Berdasarkan penelusuran, Hasanuddin mengungkapkan, saat kejadian tersebut rupanya wanita itu juga bersama seorang perwira tinggi TNI berpangkat brigjen.

"Dari informasi yang kami dapat, ternyata perempuan itu bersama pria berpangkat brigjen," kata TB Hasanuddin.

Kendati demikian, Hasanuddin belum menjelaskan lebih lanjut siapa brigjen TNI itu. Dia mengaku masih menelusuri apa hubungan antara pria berpangkat brigjen TNI itu dan wanita yang memaki Arteria beserta ibunya tersebut.

"Terkait hubungan keduanya masih kami telusuri," ucapnya.

Hasanuddin berharap perseteruan Arteria dan wanita itu tidak berkepanjangan. Dia juga meminta kedua pihak menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan.

"Dari kasus di atas saya berharap tidak berkepanjangan dan dapat diselesaikan secara kekeluargaan," terangnya.

 

 

Sebelumnya, Arteria Dahlan sudah menjelaskan kronologi kejadian dirinya dan ibunda terlibat ribut-ribut dengan wanita yang mengaku anak jenderal TNI di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu, 21 November. Bahkan, kata dia, tasnya sampai disepak.

"Pas landing di bandara, staf saya itu nurunin barang," kata Arteria.

Arteria mengaku duduk di kursi ekonomi dalam penerbangan tersebut, tepat di belakang kursi kelas bisnis. Arteria menyebut rombongannya kemudian dianggap menghalangi jalan.

"Kita kan sama-sama di ekonomi, pas di belakang bisnis. Entah kenapa kami dianggap menghambat jalan, (tapi) pintunya belum dibuka," kata Arteria.

Arteria menyebut wanita mengaku anak jenderal TNI itu ingin terlihat berbeda dan dia tidak masalah dengan hal itu. Arteria menekankan dirinya dan keluarga tidak menghalangi jalan, apalagi ibunya berusia 80 tahun.

"Dia ingin memperlihatkan dia agak berbeda. Tapi kita kan tidak mempermasalahkan. Dia bilang barang bawaan saya banyak, orang saya bertiga bawa koper dua, wajar kan?" kata Arteria.

 

Arteria menyebut barang bawaannya sudah difoto-foto oleh polisi. Namun Arteria heran tasnya sampai disepak.

"Orang tua saya 80 tahun, dia butuh penyangga tulang itu, memang harus kita bawa, ditenteng-tenteng begitu. Kalau kami kelebihan, itu ada otoritasnya," imbuh politikus PDIP itu.

Arteria berharap, wanita tersebut mengaku saja jika salah. Persoalan itu, kata dia, bisa diselesaikan baik-baik. 

 

"Kalau salah ngaku salah aja. Saya sampai di kantor polisi, polisi diatur sama mereka semua. nanti kamu videoin semuanya ya disuruh-suruh orang sama dia. Ini pak Fadhil, tolong juga ini. Saya minta tolong bang Fadhil sub sektor bandara terminal dua, saya enggak dikasih masuk, yang dilayani mereka itu sebelum saya tahu anggota DPR. Begitu sopir saya bilang bapak ini anggota DPR baru itu polisinya keluar, 'pak-pak mohon maaf kami enggak bisa menerima bapak karena ruangannya kecil'. Saya kan enggak mau ribut, enggak apa-apa layani dia dulu, dia rakyat kita juga, saya bilangin dia rakyat kita juga, sama ini saya bilang. Jadi begitu masalahnya," tandas Arteria.