Bagikan:

JAKARTA - China sukses menggelar uji kalibrasi besar terowongan angin aerodinamis hipersonik satu meter, siap menjadi perangkat pendukung pengujian proyek pengembangan senjata dan peralatan hipersonik oleh negara tersebut.

Disebut FL-64, terowongan angin yang dibangun oleh Aerodynamics Research Institute di bawah Aviation Industry Corp of China (AVIC) milik negara, baru-baru ini lulus uji kalibrasi distribusi aliran udara di bawah angka Mach utama, AVIC mengungkapkan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan dalam akun WeChat pada Hari Minggu.

"Pengembangan ini berarti, terowongan angin telah berhasil melewati tahap pertama kalibrasi, secara resmi telah mampu melakukan tes untuk proyek pengembangan, kata AVIC," mengutip Global Times 21 November.

Pengembangan FL-64 memakan waktu dua tahun, dan memecahkan rekor kecepatan konstruksi dibandingkan dengan fasilitas serupa, kata pernyataan itu, mencatat terowongan angin itu besar dan kompleks, dengan konstruksi menantang karena persyaratan hipersonik, termasuk suhu tinggi, tekanan dan tingkat kecepatan.

"Terowongan angin ini dirancang untuk mensimulasikan kecepatan dari Mach 4 hingga 8 di bawah suhu total 900 Kelvin (626,85 C) pada ketinggian penerbangan simulasi 48.000 meter," jelas AVIC, menambahkan ia dapat beroperasi selama lebih dari 30 detik, menguji kemampuan pesawat hipersonik, termasuk pemisahan dan penyebaran senjata dari pesawat.

Dengan pijakan untuk melayani strategi kedirgantaraan China, FL-64 bertujuan untuk menyelesaikan masalah aerodinamis mendesak yang dihadapi berbagai pesawat, dan itu akan menjadi alat penting lainnya dalam mendukung pengembangan senjata dan peralatan hipersonik, menurut pernyataan itu.

Sebelumnya, AVIC Aerodynamics Research Institute telah membangun terowongan angin berkecepatan rendah seperti FL-8, FL-9, FL-10 dan FL-51. Serta terowongan angin berkecepatan tinggi seperti FL-2, FL-3, FL-60 dan FL -62, yang menjadi landasan bagi penelitian aerodinamis China untuk pengembangan pesawat terbang, rudal, pesawat ruang angkasa dan roket.

Untuk diketahui, pada akhir 2013 AVIC Aerodynamics Research Institute mulai membangun terowongan angin hipersonik pertamanya, FL-63, yang memiliki kaliber antara 0,3 hingga 0,5 meter dan dapat beroperasi dari Mach 3 hingga 10.

Setelah kesuksesan FL-63, pembangunan FL-64 yang lebih besar dimulai pada akhir 2019 dan menyelesaikan tes kalibrasi utamanya pada Bulan September.

"Terowongan angin sangat penting dalam pengembangan pesawat, karena lebih akurat dan efisien daripada simulasi komputer dan eksperimen model, Fu Qianshao, pakar penerbangan militer China, mengatakan kepada Global Times.

Simulasi komputer lebih murah, tetapi mungkin tidak akurat dan eksperimen model yang dilakukan di udara bisa jadi terlalu mahal, sebut para ahli.

Terpisah, China juga membangun terowongan angin hypervelocity JF-22 yang dapat mensimulasikan kecepatan Mach 30 di ketinggian. Konstruksi diharapkan selesai pada 2022, dan fasilitas itu akan berkontribusi pada program pesawat hipersonik dan kedirgantaraan negara itu, CCTV melaporkan pada Agustus.