JAKARTA - Musisi Erdian Aji Prihartanto (Anji) meminta maaf membuat kegaduhan karena wawancara bersama Hadi Pranoto yang mengklaim menemukan herbal antibodi COVID-19. Anji kini siap membantu edukasi soal COVID-19.
“Ke depannya saya terbuka bekerja sama dengan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) untuk menjelaskan bagaimana sebuah temuan bisa dinyatakan obat secara ilmiah. Lalu saya akan terus memberikan kontribusi konkret kepada pihak-pihak yang terdampak oleh pandemi sesuai dengan hal-hal yang bisa saya lakukan dalam hal ini berkaitan musik, industri kreatif,” kata Anji dalam video ‘Klarifikasi Anji Atas Apa yang Terjadi’ dalam kanal Youtube dunia MANJI, Kamis, 6 Agustus.
Anji juga menyatakan bersedia membantu edukasi masyarakat mengenai COVID-19 dan penanganannya. Anji akan mengikuti arahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta pemerintah
“Sejak awal pandemi saya banyak bersuara tentang tentang keprihatinan dan juga support saya terhadap tenaga kesehatan dan juga masyarakat,” kata dia.
Anji dalam video berdurasi 7 menit 18 detik, menceritakan awal mula pertemuannya dengan Hadi Pranoto di Lampung. Anji yang tertarik dengan profil Hadi Pranoto—lewat pemberitaan media—meminta wawancara khusus yang videonya dipublikasikan di kanal Youtube miliknya pada 31 Juli, dua hari setelah wawancara.
“Di dalam video itu saya bertindak sebagai penanya, saya tidak menyatakan herbal yang disebutkan adalah obat tapi itu pernyataan Hadi Pranoto,” katanya.
BACA JUGA:
Anji juga menyertakan cuplikan wawancaranya dengan Hadi Pranoto. Anji dalam rekaman video bertanya soal bagaimana Hadi Pranoto membuat antibodi COVID-19.
“Saya terkejut ketika mendapatkan informasi yang berkaitan dengan Hadi Pranoto dan pernyataan-pernyataannya ternyata tidak valid. Lalu hal lainnya saya tidak pernah berniat menynggung dunia kedokteran maupun tenaga kesehatan,” imbuh Anji.
Video wawancara Anji dengan Hadi Pranoto memang jadi sorotan publik. Dalam wawancara, Hadi Pranoto menyebut ramuannya manjur menyembuhkan pasien positif COVID-19 dalam waktu 2-3 hari.
Hadi Pranoto juga mengklaim soal teknologi baru untuk mendeteksi positif COVID-19 lewat keringat dan air liur. Dengan teknologi ini, tes swab yang harganya diklaim Hadi bisa lebih murah dengan kisaran Rp10-20 ribu.
“Klaim-klaim (Hadi Pranoto) harus diluruskan karena tidak benar, menyesatkan,” kata Juru Bicara COVID-19 Pengurus Besar IDI, Erlina Burhan.
Kontroversi Hadi Pranoto dengan sederet klaimnya kemudian dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Hadi Pranoto dan Anji dilaporkan Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid.
Laporan Muannas terkait Pasal 14 dan 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 dan Pasal 28 ayat 1 jo Pasal 45 A UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Kini status laporan ini naik ke tahap penyidikan.
"Perkara ini ditingkatkan dari penyelidikan naik ke penyidikan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.