JAKARTA - Sekitar 3.000 bayi penyu sungai asli hutan hujan Amazon dilepaskan ke sungai Peru pada Hari Kamis setelah menetas dari telur yang disimpan di pantai buatan sebagai bagian dari upaya konservasi.
Penyu sungai dianggap "rentan" oleh International Union for Conservation of Nature dan telah bertahun-tahun dibunuh untuk konsumsi manusia, atau disimpan sebagai hewan peliharaan.
"Pentingnya terletak pada konservasi spesies di kawasan itu, karena sudah lama terancam," kata Sabrina Pipa, ahli biologi yang bekerja di bidang perlindungan penyu air tawar.
"Tujuannya adalah repopulasi spesies," sambungnya seperti dikutip dari Reuters 13 November.
Penyu sungai ini memiliki nama ilmiah Podocnemis unifilis, tetapi orang Peru menyebutnya taricayas. Mereka berbintik kuning dan ukuran bayi hanya beberapa inci.
Diketahui, Peru memiliki bagian terbesar kedua dari hutan hujan Amazon setelah Brasil. Para ilmuwan sepakat bahwa melestarikan hutan hujan Amazon sangat penting, untuk menghindari bencana perubahan iklim karena kemampuannya menyerap gas rumah kaca.
Tetapi, selama dua dekade terakhir, lebih dari 19.700 kilometer persegi (7.600 mil persegi) Amazon Peru telah dihancurkan.
BACA JUGA:
Pipa mengatakan, proyek taricaya dimulai pada 2019 dan telah melindungi sekitar 6.000 penyu sungai, selain yang dikonservasi tahun ini.
Upaya pelestarian penyu sungai ini mendapat sambutan hangat dari penduduk setempat. Orang-orang berkumpul di kota Iquitos untuk melihat bayi penyu berjalan menyusuri pantai sungai menuju air.