JAKARTA - Hutan hujan Amazon di Brasil berkutat dengan kekeringan yang akut sehingga memaksa pemerintah mengeluarkan peringatan mengenai kemungkinan dampaknya terhadap 500 ribu penduduk sampai akhir tahun ini.
Dilansir ANTARA dari Anadolu, Rabu, 27 September, pemerintah negara bagian Amazonas di Brasil barat laut mengumumkan keadaan darurat di 13 kota akibat kekeringan akut, sementara 16 kota lainnya diperintahkan untuk siaga.
Pada 21 September, tingkat ketinggian air di Sungai Solimoes sangat rendah hingga minus 43cm.
Sungai ini mengalir dari perbatasan Brasil-Peru di Barat menuju kotapraja Benjamin Constant di Amazon dekat Manaus.
Keadaan ini membuat warga setempat kesulitan mendapatkan bahan pokok seperti makanan dan air.
Di wilayah ini, aliran sungai menjadi moda transportasi utama, namun permukaan sungai mencapai titik terendah sepanjang masa.
Selain itu, kekeringan mempengaruhi aktivitas perikanan yang menjadi sumber utama masyarakat tepi sungai.
BACA JUGA:
Gubernur Amazonas Wilson Lima melakukan perjalanan ke Brasilia, ibu kota negara itu, guna menemui Presiden Luiz Inacio Lula da Silva pada Selasa membahas masalah kekeringan yang mendesak.
Berbagai tingkat pemerintahan "akan mengkoordinasikan langkah-langkah menyokong masyarakat yang tinggal di kota terdampak," unggah Lima dalam X.
Untuk membantu mereka yang terdampak, badan pertahanan sipil Brasil meluncurkan program pengiriman bahan-bahan pokok termasuk pangan, air dan perlengkapan kebersihan pribadi.
Menurut badan perlindung sipil Brazil, kekeringan diperkirakan berlangsung lebih lama dan intens akibat fenomena cuaca El Nino, yang menghambat pembentukan awan hujan.