Bagikan:

JAKARTA - Badai kencang COVID-19 tampaknya menghantam keras peritel dari Lippo Group, PT Matahari Department Store Tbk. Dalam rilis kinerja yang mereka publikasikan, kinerja Matahari Dept Store terlihat anjlok sangat signifikan di semester I 2020.

Emiten bersandi LPPF tersebut menderita kerugian Rp357,87 miliar pada semester I 2020. Angka tersebut setara dengan minus 130,8 persen, di mana pada periode yang sama tahun sebelumnya, Matahari Dept Store masih meraih laba Rp1,16 triliun.

Kebijakan pemerintah dalam hal pembatasan sosial skala besar (PSBB) demi membendung penyebaran COVID-19 adalah biang keladi dari anjloknya kinerja Matahari Dept Store. Pendapatan Matahari Dept Store juga terlihat anjlok 62,12 persen secara tahunan menjadi Rp2,25 triliun.

Kinerja Matahari Dept Store di semester I 2020 dibanding periode yang sana tahun sebelumnya.

Pada paruh pertama 2020, pertumbuhan same store sales growth (SSSG) atau rata-rata penjualan tiap gerai tergerus hingga 62,9 persen disebabkan penurunan pos yang sama pada kuartal II/2020 yakni 83,7 persen. Adapun, berdasarkan segmennya, pendapatan dari penjualan produk eceran di wilayah Jawa masih menjadi penopang bisnis perseroan. pemasok.

Tutup Gerai

CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari Terry O'Connor mengatakan, di tengah terjadinya pandemi COVID-19 serta upaya perseroan untuk merestrukturisasi bisnis, pihaknya memutuskan untuk mempercepat penutupan gerai yang berkinerja kurang baik.

"Sampai saat ini, kami telah menutup enam gerai format besar pada tahun 2020. Pada saat yang sama, kami membuka satu gerai baru di Palembang pada Mei 2020, dan dua gerai baru di kota Depok dan Tangerang pada Juli 2020," ujar Terry dalam keterangan tertulisnya, dikutip, Senin 3 Agustus.

Penambahan gerai tersebut menjadikan jumlah gerai format besar Matahari Dept Store menjadi 154 gerai sehingga perseroan bermaksud mengakhiri tahun ini dengan portofolio sekitar 150 gerai format besar yang menguntungkan.

Terry menambahkan, selama penutupan sementara yang disebabkan oleh pandemi, saluran penjualan daring Matahari menjadi fokus operasional perseroan. Hal ini terlihat dari penjualan dari segmen lain-lainnya yang melonjak 215,85 persen secara tahunan menjadi Rp778 miliar. 

Membaik di Semester II

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan, memasuki semester II 2020 Christine kinerja Matahari Dept Store dapat pulih secara bertahap seiring sejumlah langkah yang ditempuh manajemen untuk mengerek pendapatan mereka seperti seperti penghapusan merek yang berkinerja buruk dan pengurangan modal kerja.

"Perusahaan telah memperlihatkan kemajuan yang stabil sejak Mei dengan peningkatan berurutan setiap minggu. Penjualan Juli memenuhi target manajemen, sehingga dapat menjadi awal yang lebih baik untuk kinerja paruh kedua ini," ujar Christine dalam risetnya.

Meski menutup beberapa toko yang berkinerja tidak baik dan habis masa kontrak, perseroan juga membuka beberapa toko baru, yakni satu toko pada Mei dan dua toko lain pada Juli. Selain sejumlah langkah tadi, Christine menilai upaya-upaya lain seperti improvisasi penataan barang di dalam toko dan penyederhanaan kategori produk berdampak positif bagi penjualan perseroan.

"Toko yang baru dibuka ini menarik lebih banyak orang daripada yang diperkirakan sebelum COVID-19," ujarnya.

Meskipun masih terlalu dini untuk menilai apakah bisnis yang direstrukturisasi akan berhasil, Christine ingin percaya bahwa 2021 akan menjadi tahun yang lebih baik bagi perusahaan. Dia memperkirakan pendapatan Matahari Dept Store akan tumbuh sebesar 64 persen yoy di tahun 2021.

"Proyeksi ini sudah termasuk risiko kerugian termasuk penutupan toko karena penerapan kembali PSBB serta penurunan ekonomi," jelasnya.