Kinerja <i>Moncer</i> Raup Pendapatan Triliunan di Semester I, Matahari Department Store Milik Konglomerat Mochtar Riady Targetkan Punya 148 Gerai di Akhir 2022
Gerai Matahari Department Store. (Foto: Dok. Matahari Dept. Store)

Bagikan:

JAKARTA - Peritel dari Grup Lippo milik konglomerat Mochtar Riady, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menargetkan punya 148 gerai hingga akhir 2022. Hal ini sejalan dengan rencana ekspansi yang telah dijalankan perseroan.

Dalam keterangan tertulis LPPF, dikutip Senin 25 Juli, sepanjang semester I 2022 perseroan telah membuka dua gerai dengan konsep baru, yakni gerai di Mal Taman Anggrek Jakarta dan peluncuran kembali gerai di Karawaci. LPPF akan melanjutkan penambahan gerai di paruh kedua 2022 dengan rencana pembukaan delapan gerai baru sampai akhir tahun, dengan enam di antaranya telah mengantongi kepastian kontrak.

Enam unit tersebut mencakup gerai di Tangerang, Banten; Gowa, Sulawesi Selatan; Bondowoso, Jawa Timur; Semarang, Jawa Tengah; Kendari, Sulawesi Tenggara; dan Bontang, Kalimantan Timur.

"Rangkaian pembukaan ini akan melengkapi jumlah gerai secara nasional menjadi 148 pada akhir tahun 2022. Perseroan sedang mengembangkan rencana pembukaan jaringan pada 2023 yang terdiri dari 12 Sampai 15 gerai dan yakin akan pertumbuhan lebih lanjut pada masa depan," kata CEO Matahari Department Store, Terry O’Connor.

Terry mengatakan perseroan akan terus fokus pada peningkatan penawaran produk kepada pelanggan, memberikan keunggulan operasional, dan kecermatan dalam biaya demi mendorong kinerja yang unggul. LPPF juga berkomitmen mengelola bisnis dan sumber daya dengan cara berkelanjutan.

"Sebagai cerminan dari kepercayaan diri kami pada bisnis inti kami, kami tidak memiliki rencana akuisisi atau investasi dan kami percaya fokus ini akan membantu kami mencapai pertumbuhan dua digit atas penjualan dan laba di tahun depan," tuturnya.

Penambahan gerai sampai akhir tahun ini diharapkan dapat menjadi dorongan bagi kinerja positif yang tercatat sepanjang semester I 2022. Selama periode ini, pendapatan bersih LPPF tercatat naik menjadi Rp3,76 triliun pada Januari-Juni 2022, dari Rp3,57 triliun pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Penjualan eceran masih menjadi kontributor pendapatan terbesar dengan nilai Rp2,18 triliun, meski turun tipis dibandingkan dengan realisasi semester I 2022 sebesar Rp2,19 triliun. Adapun penjualan penjualan kotor LPPF mencapai Rp7,2 triliun pada semester I/2022 atau 9,2 persen lebih tinggi daripada periode yang sama pada tahun lalu.

Sementara itu, same-store sales growth (SSSG) pada semester I/2022 berada di angka 10,9 persen dengan margin kotor 36 persen, lebih tinggi daripada 34,9 persen di semester I/2021. Didukung aktivitas perdagangan pada Lebaran yang kuat, EBITDA perseroan pada paruh pertama 2022 mencapai Rp1,3 triliun atau menyamai pencapaian sepanjang 2021.

Berkaca pada kinerja positif yang berlanjut pada Juli 2022, Matahari pun memutuskan meningkatkan panduan EBITDA 2022 dari Rp2 triliun menjadi Rp2,1 triliun. LPPF turut mengerek proyeksi dividen tahun penuh 2022 menjadi Rp525 per saham, dari sebelumnya Rp500 yang merupakan tertinggi dalam sejarah perseroan. Proyeksi ini sejalan dengan prospek yang membaik dan proyeksi arus kas yang lebih baik.

"Sejalan dengan itu, kami meningkatkan proyeksi dividen setahun penuh menjadi Rp525 per saham atau lebih dengan pembayaran setiap tahun," kata Terry.