JAKARTA - Lippo Group berhasil meraih kinerja positif, dari mulai mencetak laba hingga mencairkan dividen untuk periode 2021 sebagai hasil dari transformasi bisnis yang diinisasi sejak 2019 dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan.
Direktur Eksekutif Lippo Group sekaligus CEO LPKR John Riady, yang juga Presiden Komisaris PT Siloam Hospitals, dan juga komisaris PT Matahari Department Store mengatakan, transformasi bisnis Lippo Group dengan menerapkan manajemen portofolio, capital structure atau capital recycling.
"Tujuannya, selain untuk memperkuat kinerja entitas usaha juga meningkatkan nilai dan memberikan efek positif bagi grup secara keseluruhan," ujar cucu konglomerat Mochtar Riady tersebut dalam keterangan tertulis, Senin 25 April.
Berpijak pada prinsip operational excellence, manajemen bertekad untuk terus melanjutkan program transformasi di tahun-tahun mendatang agar semakin meningkatkan nilai perusahaan dan mencapai pertumbuhan secara berkelanjutan.
"Strategi manajemen portofolio ini ikut berkontribusi memupuk keuntungan dan menjaga kinerja jangka panjang korporasi. Langkah tersebut berlanjut pada kuartal pertama tahun ini," tuturnya.
Sepanjang tahun 2021 entitas Group Lippo, PT Matahari Department Store membeli kembali hampir 9 persen dari saham melalui program buyback, nilainya hampir mencapai Rp600 miliar. Lippo Group juga melakukan restrukturisasi kepemilikan di PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), pemilik jaringan gerai Hypermart setelah kedatangan Consilium Frontier Equity Fund LP dari Amerika Serikat yang memborong saham MPPA, sehingga kepemilikan Consilum sekitar 7,35 persen.
Memasuki April, Grup Lippo juga melepas saham PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI). Gantinya, Hanwha Life asal Korea Selatan menjadi strategic partner baru. Keduanya telah meneken perjanjian jual beli saham bersyarat.
Bahkan sebelumnya, Lippo Group juga melepas saham PT Link Net Tbk (LINK) kepada PT XL Axiata Tbk dan Axiata Group senilai Rp8,72 triliiun. Aksi korporasi ini merupakan bagian dari strategi konsolidasi dan transformasi yang dilakukan perseroan, dana segar guna investasi masa depan lainnya.
Sebaliknya, Lippo Group melakukan penambahan kepemilikan di PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO). LPKR menambah kepemilikan melalui pembelian 330 juta lembar saham, sehingga kepemilikan bertambah dari 55,4 persen menjadi 57,9 persen.
Dan tentunya, sepanjang tahun 2021, Lippo melalui PT Multipolar dan Venturra Capital terus melanjutkan strategi investasi digital dan melakukan investasi di lebih dari 12 perusahaan start-up di Indonesia dan Asia Tenggara, khususnya Vietnam.
John Riady menjelaskan, sejauh ini menjalankan dua strategi fundamental, dari sisi operasional dan portofolio. Sehingga mampu melewati masa pandemi, dan secara kinerja Lippo Group justru semakin kuat dan baik.
BACA JUGA:
"Hampir semua kinerja emiten kita sudah baik, perusahaan yang paling terimbas pandemi saja seperti Matahari Department Store, masih sangat baik. Dan kita juga bagi dividen," ungkapnya.
Dia menambahkan, dari sekian rencana capital structure telah melancarkan jalan bagi entitas mendapatkan dana untuk ekspansi dan Lippo juga terus membuka peluang kolaborasi dan kerja sama untuk penguatan entitas.
Penambahan modal Lippo Group terhadap SILO pun bisa dinilai sebagai bagian strategi portofolio yang sangat matang. Saat ini, sudah banyak konglomerasi yang mengikuti jejak Lippo Group melakukan penetrasi di sektor layanan kesehatan.
Terlebih lagi, kinerja SILO telah membuktikan bahwa sektor layanan kesehatan menjadi faktor kunci perekonomian ke depan.
"Sektor kesehatan bersama sektor properti akan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi ke depan, menjadi lebih penting dibandingkan masa sebelum pandemi. Tentunya selain sektor digital," jelas John.