Hancur-hancuran Matahari Dept. Store, Peritel Milik Lippo Group Ini Tutup 7 Toko dan Rugi Rp617 Miliar
Gerai Matahari Departement Store di Palu. (Foto: Twitter Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB @sutopo_PN)

Bagikan:

JAKARTA - PT Matahari Department Store Tbk menyatakan telah menutup tujuh gerai ritel format besar sepanjang tahun ini. Keputusan ini diambil di tengah memburuknya kinerja keuangan perusahaan ritel milik Lippo Group ini karena imbas dari pandemi COVID-19.

CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari Terry O'Connor mengatakan, akibat penutupan gerai ini perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp617 miliar. Jumlah tersebut merupakan akumulasi selama sembilan bulan yang berakhir pada September.

Terry berujar, kerugian tersebut sejalan dengan pendapatan bersih yang turun 57,5 persen menjadi Rp3,3 triliun. Sedangkan penjualan kotor tercatat sebesar Rp5,9 triliun atau anjlok sebanyak 57,6 pesen dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung mempercepat penutupan gerai-gerai yang berkinerja kurang baik sejalan dengan upaya Matahari dalam restrukturisasi bisnis. Sepanjang tahun ini, tujuh gerai format besar dan seluruh gerai khusus ditutup," katanya, dikutip dari rilis resminya dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat, 23 Oktober.

Saat ini, kata Terry, Matahari hanya mengoperasikan 153 gerai di 76 kota di seluruh Indonesia. Rencananya, emiten berkode saham LPPF ini bakal menutup tiga gerai lainnya hingga akhir tahun.

"Perseroan berniat untuk mengakhiri tahun ini dengan portofolio sekitar 150 gerai format besar yang menguntungkan," tuturnya.

Lebih lanjut, Terry mengaku, perusahannya sudah mulai pulih secara stabil pada Juli, Agustus, dan hingga pertengahan September lalu. Namun, ketika pada tanggal 14 September, PSBB ketat diimplementasikan kembali di Jakarta dan adanya pembatasan operasional di lokasi lainnya, menyebabkan perseroan menutup beberapa gerainya untuk sementara, sehingga memperlambat kinerja perusahaan pada kuartal tersebut.

Terry mengatakan, untuk mengurangi dampak pandemi, perseroan menjalankan pengetatan biaya, termasuk upaya negosiasi untuk memperoleh keringanan sewa, yang menghasilkan penurunan beban operasional sebesar 26,2 persen pada kuartal ketiga dan 29,3 persen pada periode Januari sampai dengan September.

"Semua rencana pemulihan kami berjalan sesuai rencana, namun peningkatan kunjungan ke gerai kami tertahan oleh PSBB pada September. Kami telah melunasi fasilitas kredit tambahan yang diperoleh di bulan Mei tahun ini. Kami melakukan kontrol yang ketat atas pengeluaran kami dan pembekuan belanja modal kami masih berlaku selain terkait dua toko yang dibuka pada kuartal ini," jelasnya.

Tak hanya itu, Terry mengatakan, perlahan perseroan juga telah memulihkan kembali kebijakan pemotongan gaji terhadap para karyawannya. Matahari Department Store menargetkan, gaji karyawannya bakal balik utuh sepenuhnya pada kuartal IV 2020 mendatang.