Hancur-hancuran Matahari Department Store, Peritel Milik Lippo Group yang Sudah Tutup 13 Gerai Tahun Ini
Ilustrasi. (Foto: Dok. Matahari Department Store)

Bagikan:

JAKARTA - Peritel milik keluarga Riady atau Lippo Group, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menyatakan akan kembali menutup enam gerai di beberapa lokasi jelang berakhirnya tahun 2020. Dengan begitu, sudah ada 13 gerai Matahari yang sudah ditutup pada tahun ini imbas dari pandemi COVID-19.

Dikutip dari keterbukaan informasi Matahari di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen perusahaan menyatakan, sebanyak 6 outlet direncanakan akan ditutup hingga akhir 2020 mendatang. Rinciannya, sebanyak 4 gerai berada di Pulau Jawa, 1 di wilayah Bali, dan 1 di Pulau Sulawesi.

"Dengan demikian, jumlah outlet kami yang akan beroperasi pada akhir 2020 nanti adalah sebanyak 147 dari sebelumnya 153," tulis manajemen Matahari Department Store, dikutip VOI, Senin 30 November.

Selain itu, perusahaan juga memastikan pihaknya tidak akan melakukan pembukaan outlet baru pada kuartal IV 2020 dan kuartal I 2021 mendatang.

Tangkap layar penjelasan manajemen Matahari Department Store.

Manajemen Matahari juga menyebutkan, dari 147 outlet yang beroperasi, 23 di antaranya dimasukkan dalam daftar pengawasan guna mengkaji kinerja dan profitabilitas. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan performa outlet-outlet tersebut.

Manajemen Matahari juga akan terus berkomunikasi dengan pengelola pusat perbelanjaan atau pemilik lahan guna mendapatkan biaya sewa yang lebih rendah.

Sebelumnya Sudah Tutup Tujuh Gerai

Matahari menyatakan telah menutup tujuh gerai ritel format besar sepanjang tahun ini. Keputusan ini diambil di tengah memburuknya kinerja keuangan perusahaan imbas dari pandemi COVID-19.

CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari Terry O'Connor mengatakan, akibat penutupan gerai ini perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp617 miliar. Jumlah tersebut merupakan akumulasi selama sembilan bulan yang berakhir pada September.

Terry berujar, kerugian tersebut sejalan dengan pendapatan bersih yang turun 57,5 persen menjadi Rp3,3 triliun. Sedangkan penjualan kotor tercatat sebesar Rp5,9 triliun atau anjlok sebanyak 57,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung mempercepat penutupan gerai-gerai yang berkinerja kurang baik sejalan dengan upaya Matahari dalam restrukturisasi bisnis. Sepanjang tahun ini, tujuh gerai format besar dan seluruh gerai khusus ditutup," katanya, dikutip dari rilis resminya dalam keterbukaan informasi di laman BEI, Jumat, 23 Oktober.

Lebih lanjut, Terry mengaku, perusahannya sudah mulai pulih secara stabil pada Juli, Agustus, dan hingga pertengahan September lalu. Namun, ketika pada tanggal 14 September, PSBB ketat diimplementasikan kembali di Jakarta dan adanya pembatasan operasional di lokasi lainnya, menyebabkan perseroan menutup beberapa gerainya untuk sementara, sehingga memperlambat kinerja perusahaan pada kuartal tersebut.

Terry mengatakan, untuk mengurangi dampak pandemi, perseroan menjalankan pengetatan biaya, termasuk upaya negosiasi untuk memperoleh keringanan sewa, yang menghasilkan penurunan beban operasional sebesar 26,2 persen pada kuartal ketiga dan 29,3 persen pada periode Januari sampai dengan September.

Tak hanya itu, Terry mengatakan, perlahan perseroan juga telah memulihkan kembali kebijakan pemotongan gaji terhadap para karyawannya. Matahari Department Store menargetkan, gaji karyawannya bakal balik utuh sepenuhnya pada kuartal IV 2020 mendatang.